Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Atribut Ospek Membawa Bencana

25 Juli 2022   09:17 Diperbarui: 25 Juli 2022   09:25 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gorspen.wordpress.com/

Jika kita membahas proses penggemblengan pada saat ospek, mungkin banyak orang yang sudah mengetahui dan sudah banyak teguruan-teguran yang dilayangkan mengenai proses penggemblengan ini. Pada tulisan ini akan membahas mengenai sisi gelap ospek yang sebenarnya sangat merugikan dalam aspek ekologis.

Wah? Kok bisa?

Jadi, begini penjelasannya. Setiap kali masa pengenalan di dunia pendidikan bukan hanya ospek tapi juga MOS dilakukan, senior akan memberitahu kita bahwa nantinya harus menggunakan atribut seperti yang sudah disiapkan, mulai dari topi yang dibuat dari bola, rambut dikepang, menggunakan tas dari karung, kaos kaki warna warni, tanda pengenal dan lain sebagainya tergantung dari mau-maunya kakak senior. Ada yang suruh bawa lipstik, bedak, ember dan sapu. Pokoknya banyak sekali.

Bagi saya, hal ini sangat merugikan karena tidak ada manfaat dan faedah sama sekali bagi mahasiswa tersebut. Atribut itu hanya sekedar sebagai bahan lelucon dan sebagai media agar digunakan untuk menghukum para mahasiswa baru tersebut.

Jika dilihat dari sisi biaya, seperti membeli peralatan tentunya membuat para mahasiswa harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan peralatan tersebut digunakan hanya satu atau dua hari saja.

Biasanya, jika maba yang tidak membawa perlengkapan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh panitia maka mereka akan digembleng habis-habisan. Pokoknya aneh-aneh saja perintah senior. Suka-suka mereka dalam memerintah para junior agar harus mengikuti maunya mereka.

Misalnya untuk perempuan, rambutnya harus dikepang sesuai dengan tanggal lahir. Ada yang disuruh membawa kacang hijau 200 butir, disuruh pakai tali rafia berwarna merah, dan lain sebagainya.

Apakah cara-cara seperti ini memberikan dampak kepada mahasiswa baru? Bagi saya ini adalah suatu pembodohan dan budaya yang harus dihentikan. Kebanyakan perlengkapan yang digunakan berasal dari plastik hal ini hanya akan menimbulkan sampah plastik yang begitu banyak setelah proses ospek itu selesai. Atribut yang digunakan hanya beberapa hari namun dampaknya terhadap lingkungan begitu besar.

Barang kali ada yang menyimpan atribut ospek mereka di kamar sebagai bahan kenang-kenangan namun dari segi biaya apa yang sudah dikeluarkan begitu banyak dan sangat mubazir membeli barang yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Ada juga tren dari kampus-kampus yang ingin membuat formasi mozaik, yang mana ribuan mahasiswa akan dikerahkan oleh para senior mereka untuk membuat formasi berupa berbagai gambar yang nantinya hasilnya akan direkam dari udara.

Sebenarnya dari sisi estetik, ini menarik namun sayangnya pembuatan formasi mozaik ini membutuhkan banyak sekali bahan yang terbuat dari plastik dan juga kertas.

Coba kalian bayangkan ribuan ton plastik akan dihasilkan dari proses ini. Bayangkan saja ada sekitar 5000-an mahasiswa baru pada satu universitas yang membuat formasi mozaik dengan menggunakan bahan plastik atau kertas maka sudah berapa banyak plastik dan kertas yang digunakan. Ini hanya akan menimbulkan banyak sekali sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun