Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alkisah Bapa Raja dan Dana Desa

4 Agustus 2021   22:26 Diperbarui: 4 Agustus 2021   22:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:pixabay.com

Dana desa dicuri bapa raja main mata 

uang negara dikorupsi bapa raja ke penginapan 

dana desa dicuci bapa raja cuci mata
lembaran-lembaran merah dikantongi
manusia karbit berkamuflase memuji diri nyatanya hanya parasit
katanya punya dedikasi tinggi padahal semua hanya fatamorgana
puluhan program kerja dipampang rapi
agar terlihat bersih padahal semua program fiktif belaka

bapa raja lupa diri
tak bisa membedakan lagi mana korupsi dan mana rezeki
nota kosong dimanipulasi dibuat seakan sedang transaksi
moral pejabat kita diuji di atas meterai dan catatan akuntansi
yang dibalut dengan tanda tangan penuh manipulasi
kongkalikong proyek dipotong masuk dalam kantong sembunyi dalam gentong
gratifikasi, manipulasi, kolusi berkoalisi 

nepotisme begitu dicintai
dekat tetap melekat jauh ditendang
dekat diberi bantuan jauh disuruh berdoa kepada Tuhan
karena sedarah harus tetap diprioritas katanya
karena sedarah harus tetap diperkaya katanya


rakyat kelaparan menelan janji manis
sedangkan para pejabatnya sedang asyik
blusukan di hotel mencari yang manis-manis
janji kepada kuasa dilawan, sumpah adat dilanggar
naluri dijadikan konspirasi demi harta, takhta dan wanita
rayuan wanita cantik membuka celana menutup mata
menjilat keringat rakyat jelata
ambisi bapa raja menghalalkan kebiadapan
rakyat memegang perut kosong pejabat duduk tenang
panasnya rupiah telah memanggang mata mereka
mencuri nasi milik rakyat untuk dinikmati bersama keluarga
rakyat minta nasi pejabat beri janji basi mereka tak punya hati

ingat! rakyat bukan boneka dan juga bukan sapi perah penguasa
jika tanah moyang digoyang oleh kebijakan yang tak berpihak
dan dongeng-dongeng pejabat negeri terdengar
sedangkan potret kehidupan masyarakat masih saja menderita
apakah kita harus diam?, heii....jujaro dan mongare
tuanglah sopi dalam tampayang mari kita sembayang
kepalkan tangan, baca mantra, baca kapata, selaraskan pikiran
tunjukan eksitensi sebagai anak negeri
kita harus peduli terhadap dana desa agar mereka tak sembarang
mari kita teriak agar mereka lebih peka, mari kita kawal, mari kita lawan

wahai tuan-tuan dan puan-puan
ina latu dan upu latu, ibu raja dan bapa raja
para patti dan petinggi di negeri-negeri
yang sangat kami hormati di seantero bumi raja-raja
mari gunakan dana desa untuk kesejahteraan rakyat
bukan untuk diri sendiri dan memperkaya para kolega
jangan jadikan negeri ini sebagai negeri kleptokrasi
ingat janji, ingat sumpah, ingat yang kuasa, ingat leluhur
jangan janji hanya sekadar berkumur
"Sei Hale Hatu, Hatu Lisa Pei, Sei Lesi Sou, Sou Lusa Ei"
" Sapa Bale Batu, Batu Gepe Dia, Sapa Langgar Sumpah, Sumpah Iko Dia,"
uang rakyat untuk rakyat jangan digunakan untuk perkaya diri sendiri
fasilitas negara itu milik rakyat bukan untuk fasilitasi keluarga atau bahkan istri muda
kelola uang negara harus transparan
hati-hati jangan sampai terindikasi karena tempatnya di bui
atau malah mati bermain bersama api
ini negara demokrasi masyarakat butuh transparansi
ini masanya reformasi masyarakat sangat butuh yang namanya prestasi

 ingat surga bukan tempat bagi parah koruptor dan para pembuat kotor

Dana desa dicuri bapa raja main mata
uang negara dikorupsi bapa raja ke penginapan
dana desa dicuci bapa raja cuci mata
lembaran-lembaran merah dikantongi
manusia karbit berkamuflase memuji diri nyatanya hanya parasit
katanya punya dedikasi tinggi padahal semua hanya fatamorgana
puluhan program kerja dipampang rapi
agar terlihat bersih padahal semua program fiktif belaka

bapa raja lupa diri
tak bisa membedakan lagi mana korupsi dan mana rezeki
nota kosong dimanipulasi dibuat seakan sedang transaksi
moral pejabat kita diuji di atas meterai dan catatan akuntansi
yang dibalut dengan tanda tangan penuh manipulasi
kongkalikong proyek dipotong masuk dalam kantong sembunyi dalam gentong
gratifikasi, manipulasi, kolusi berkoalisi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun