Mohon tunggu...
Hendra Purnama
Hendra Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman yang diakui negara

Penulis yang tidak idealis, hobi menyikat gigi dan bernapas, pendukung tim sepakbola gurem

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antara Ronaldo, Ibrahimovic, dan Pique

18 November 2022   10:00 Diperbarui: 18 November 2022   18:08 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya, saat ini hampir semua orang kenal siapa Cristiano Ronaldo. Dia adalah superstar sepakbola. Tumbuh dan berkembang di Sporting CP, jadi darling di Manchester United, kemudian jadi king di Real Madrid dengan torehan 450 gol dalam sembilan tahun. Lalu dia pergi, mencoba peruntungan di Italia. Di Juventus, dia masih bisa mencetak lebih dari 100 gol sebelum akhirnya memutuskan kembali pulang ke klub lamanya, Manchester United.

Sepintas ini seperti sebuah plot opera sabun yang bagus. Bayangkan: seorang lelaki yang kembali ke tempat ia bertumbuh, kembali menyapa para penggemar, kembali membangkitkan memori-memori indah masa lalu, dan (mungkin) meraih gelar juara dan pensiun dengan bahagia. Plot yang sempurna. Namun sayangnya, Ronaldo mesti menerima kenyataan bahwa semua tak lagi sama.

Coba kalau ada kesempatan, perhatikan Ronaldo yang sekarang. Usianya sudah 37 tahun, sudah mulai ada gurat-gurat kelelahan, dia tidak lagi memiliki kecepatan seperti dulu, mungkin dia punya pengalaman dan nama besar, tapi ternyata itu tidak cukup untuk mengusung lagi beban klubnya. Perlahan dia mulai tersingkir, pergantian pelatih mulai tidak memperhitungkan lagi namanya. Padahal dulu siapa yang berani menggeser nama Ronaldo dari starting eleven? Namun kini dia harus merasakan tidak enaknya jadi penghangat bangku cadangan demi kepentingan tim. Sayangnya, Ronaldo seperti tidak memahami itu semua. Egonya bicara, dan hal itu membuat semua berantakan. Dia mempertaruhkan nama besarnya, seolah masih perlu pembuktian.

Mungkin setiap malam dia bermimpi ingin seperti Zlatan Ibrahimovic. Kisah mereka mirip, Ibra pernah memperkuat AC Milan di tahun 2010-2012, dalam dua tahun dia mencetak 56 gol, dibawanya klub Italia itu juara Serie A. Lalu dia pergi, melanglangbuana ke sana ke mari, dicicipinya udara Paris, Manchester, dan Los Angeles, diraihnya gelar rupa-rupa di sana. Sampai  dia memutuskan kembali lagi ke AC Milan.

Mirip dengan kisah Ronaldo, tapi perbedaannya adalah persoalan ego.  Ibra seperti paham, saat kembali dia sudah kepala empat, dia tidak lagi setangkas dan sekuat dulu. Karena itu dia melakukan adaptasi, memainkan perannya dengan baik. Dia rela digeser ke bangku cadangan demi memberi tempat pada pemain-pemain muda. Kenyataan itu tidak membuatnya jadi om-om ngambekan, dia tidak walk out dari lapangan, tidak ngoceh macam-macam, tidak merengek kepada wartawan. Ibra menikmati benar posisinya jadi abang-abangan di AC Milan. Dia menikmati enaknya ngemplangi kepala pemain-pemain muda di sana sambil cengar-cengir.

Lalu hasilnya? Di usianya ke 41 tahun, dengan bangga dia masuk lapangan sambil menghisap cerutu saat perayaan juara liga 2021/2022. Tidak ada yang julid padanya, semua tahu meski Ibra hanya mencetak delapan gol saja musim itu. Tapi perannya sangat penting dalam raihan gelar juara tersebut.

Beda cerita dengan Ronaldo? Egonya terlalu besar. Di musim pertama dia kembali, memang tajinya masih ada. Dicetaknya 24 gol semusim, namun itu hanya cukup membawa Manchester United ke posisi enam. Jelas perlu dilakukan perombakan demi menjaga nama besar klub. Didatangkanlah pelatih anyar yang tentu saja membawa konsep anyar.  Hasilnya? Ronaldo tergeser, dan dia mulai berulah.

Terlambat datang ke latihan pra musim, ngoceh-ngoceh terus ke media bahwa dia mau keluar dari klub, cabut duluan dari stadion saat lawan Rayo Vallecano, menolak masuk jadi pemain pengganti, pulang duluan nggak pamit dulu saat lawan Tottenham, menepis tangan seorang anak yang minta foto bareng, adalah sekian dari sedikit ulah Ronaldo. Sampai puncaknya kemarin dia melakukan wawancara eksklusif dengan Piers Morgan. Di sana dia membeberkan semuanya, termasuk mengakui bahwa dirinya merasa dikhianati, menurutnya, pengkhianatan ini tidak hanya dilakukan oleh segelintir orang saja. Namun, jajaran staf dan pemain juga disebut ikut terlibat dalam rencana menendangnya keluar dari klub. Tentu saja wawancara itu menimbulkan reaksi negatif dari banyak orang, termasuk Manchester United sendiri. Tinggal tunggu saja tanggal mainnya sampai hukuman datang.

Melihat kelakuan seperti itu, banyak diantara jamaah yang mungkin heran dan bertanya-tanya, kenapa sih Ronaldo bertingkah? Apa lagi yang dia cari dalam karirnya? Dia manusia yang beken seantero jagat. Dia adalah manusia pertama yang menembus 400 juta pengikut di Instagram. Dengan angka segitu, dia bisa meraup cuan hingga Rp 17,5 miliar tiap sekali unggahan di media sosial. Dia sudah punya segalanya. Uang banyak, popularitas banyak, fans banyak, gelar banyak, rekor banyak, istri cakep dan seksi, anak pinter, keluarga juga sedang baik-baik saja. Maka dia duduk diam dan menikmati hangatnya bangku cadangan saja sudah cukup, dia tidak akan kehilangan respek orang-orang di sekitarnya. Malah dengan kelakuannya sekarang ini, dia sudah kehilangan respek dan mencederai status pemain terbaik yang selama ini dia pegang.

Dengan segala hal yang terjadi, besar kemungkinan Ronaldo akan keluar dari Manchester United---dan belum tentu ada klub lain yang mau menerimanya---dan kalau itu terjadi, saya menyarankan dia agar pensiun saja. Ikuti jejak Gerard Pique.  Mantannya Shakira ini kemarin memutuskan pensiun dari sepakbola di usia 35 tahun. Sekarang, hari-hari Pique dihabiskan untuk mengurus perusahaannya yang banyak banget. Antara lain perusahaan entertainment bernama Kosmos, dia juga pemegang saham mayoritas FC Andorra, bikin tim e-sport bernama KOI, lalu juga punya perusahaan real estate bernama Kerad Holding. Semua itu cocok untuk bekal hari tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun