Mohon tunggu...
hendra nurtjahjo
hendra nurtjahjo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen Fakultas Hukum UI dan UP

Life is good

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Signifikansi Pancasila dalam Tatanan New Normal

30 Mei 2020   17:03 Diperbarui: 30 Mei 2020   17:51 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dialektika sejarah Indonesia modern memberikan banyak penilaian yang berbeda tentang Pancasila. Pemahaman altruistic dan pesimistik timbul tenggelam dalam bingkai konstruksi pemikiran para pakar yang ikut dalam arus politik zaman. Sebagai ideologi negara, Pancasila yang pada awalnya dikonstruksikan sebagai ideologi tertutup telah berkembang menjadi ideologi terbuka yang dapat menyerap dan beradaptasi dalam berbagai keadaan.

Perkembangan ini tampaknya masih bersifat sloganistik ketimbang realistik karena tidak diikuti dengan elaborasi dan implementasi yang memadai. Hal inilah yang menimbulkan kegamangan dalam mengantisipasi perubahan kehidupan sosial politik, budaya hingga perangkat hukum yang semestinya didasarkan pada nilai-nilai ideal Pancasila. Diperlukan pemahaman yang tepat bagi penjabaran ideologi Pancasila yang lebih dinamis dan adaptif terhadap disrupsi yang terjadi secara massive di berbagai belahan dunia pasca pandemi covid 19.

Sebagai ideologi yang menuntun imajinasi kehidupan sosial yang adil dan Makmur, eksistensi Pancasila masih memerlukan verstehen dan pelaksanaan yang konkrit sebagai bintang penuntun (leitstar dinamis). Idealisasi Pancasila sebagai alat ukur sosial politik menuntut implementasi yang konkrit sebagai bagian dari instrumen kebijakan publik.

Masih banyak tersisa pertanyaan tentang bagaimana mendudukkan dan memfungsikan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari. Terkait dengan adanya kehidupan sosial yang berubah dalam era milineal pasca wabah covid 19 ini, ada beragam pertanyaan yang penting untuk dijawab oleh masyarakat luas tentang keberfungsian Pancasila.

Kehidupan sosial umat manusia diberbagai negara diprediksi akan mengalami keadaan "new normal" yang harus diantisipasi dalam konteks lokalitas kehidupan berbangsa dan bernegara.  Tatanan "new normal" ini tidak hanya dalam bentuk adaptasi sementara karena keberadaan virus covid 19, melainkan lahirnya "tatanan norma baru" yang dianggap sebagai bentuk kenormalan baru.

Hal ini merupakan konsekuensi logis dari efek domino pandemi terhadap kehidupan sosial budaya warga negara di seluruh dunia. Tatanan norma baru ini akan menjadi ciri 'nasionalisme baru' yang menjadi tantangan bagi keberadaan ideologi negara yang cendrung dianggap jumud. Ideologi saat ini dianggap tidak dapat menjawab banyak persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara.

Ada tiga hal penting yang akan diuraikan dalam tulisan singkat ini berkenaan dengan antisipasi ideologi Pancasila terhadap situasi "new normal" yang pasti akan terjadi.   Pertama, bagaimana sebenarnya konstruksi kehidupan sosial bernegara terkait bencana nasional yang terjadi?    Kedua, apa yang dimaksud dengan tatanan new normal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dijalani oleh warga dunia?  Ketiga,  bagaimana perspektif Pancasila tentang tatanan kehidupan 'new norma' pasca covid 19? Ketiga hal inilah yang coba dielaborasi dalam konteks eksistensi Pancasila.

Keselamatan Rakyat atau Negara?

Kebijakan publik dalam kehidupan sosial bernegara seringkali tiba pada pilihan-pilihan politik yang dilematis. Pilihan-pilihan langkah politik ini sudah semestinya disandarkan pada tuntunan nilai-nilai yang dikandung oleh ideologi negara. Pada tataran inilah Pancasila diperlukan sebagai takaran aksiologis dalam menyikapi keadaan yang kompleks terkait bencana sosial yang meliputi ragam kepentingan.

Dalam konteks implementasi, sudah semestinya pilihan kebijakan publik yang diproduksi oleh pemerintah adalah derivasi dari norma-norma yang merupakan manifestasi dari Pancasila. Diperlukan ketajaman orientasi dalam memilih kebijakan publik yang fit and proper dengan situasi sosial terkait terjadinya bencana dan ketidakpastian yang mengikutinya.

Keselamatan rakyat dari kematian karena virus corona jelas merupakan pilihan utama ketimbang tetap menjalankan roda ekonomi dan business as usual. Rakyat adalah unsur negara yang esensial. Tanpa rakyat tidak diperlukan sebuah negara. Baik wilayah maupun pemerintahan diabdikan untuk kepentingan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun