Mohon tunggu...
serdaduresah
serdaduresah Mohon Tunggu... Seniman - Bismillàh

Pecinta Sajak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kebenaran Bukan Kejujuran

22 Februari 2020   17:22 Diperbarui: 22 Februari 2020   17:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk mengatakan suatu kebenaran tak mesti dengan kejujuran. Sebab kejujuran sendiri_pun terkadang menyakitkan. Kamu jujur kerna kebenaran namun bentuk kesalahannya lebih fatal ketimbang kamu diam saja. Apa susahnya menyimpan satu kesalahan tuk menyelamatkan kemaslahatan banyak.

Cinta yang telah kamu sesali kerna ada yang mesti dijelaskan secara seksama, sedetail mungkin dan kerna kesetiaanmu takut menyakitinya dengan kejujuranmu. Itulah coba saja kamu diam sesaat untuk tidak berkata suatu saat mungkin ia akan memahami.

Yah kejujuran itu perlu. Sebaik apa_pun kamu menyimpan bangkai dilaci ia akan bau dan tercium. Tapi apakah kamu terus menjelaskan hal-hal sepele yang bisa didiami. Jadinya panjang lebar rumit terselesaikan. Waktu kecil Ibu pernah, entah membobongi atau apalah namanya. Itulah yang kupahami sekarang menyembunyikan kebenaran. Agar aku "sang kecil" tidak menangis saat Ibu pergi kebun. Aku sebagai seorang bocah kecil yang tak tahu dan alih-alih Ibu mecoba mengalih perhatianku. Hal yang terus terjadi berulang kali ia melarikan diri dari dekapanku. Walau tetap saja sedihku mengguyurkan kelopak mataku setelah jarak cukup jauh kulihatnya. Seandainya Ibu jujur pasti kubersiku_keras mempertahankannya.

Dan kamu tahu, pernah suatu ketika nabi berhijrah kekota yastrib (sekarang kota madinah) kerna dikejar musuh dan ingin dibunuh, sehingga ia (Nabi Muhammad SAW) mengamanahkan seorang sahabatnya untuk mengembala domba disepanjang jalan demi untuk menghilangkan jejak-jejak langkahnya. Andai saja sahabatnya jujur mungkin Nabi telah terbunuh lewat jejak-jejak langkah kakinya (digurun pasir) ditemukan. Itulah ide cemerlang bukan.

Ketika cintamu marah (siapalah), lebih marah bila jujurmu dengan kasmaran masa lalumu. Hehehe. Masa lalu tidak bisa dijadikan alasan, sebaik apa_pun itu bila persoalan pasangan sekan terasa menduakan. Kamu pasti tertawa itu awalnya dan tiba-tiba saja ia jadikan alasan untuk pergi dan menjauh darimu. Uhh sakitnya tuh disini.

Namun akhirnya kita mesti memahami bahwa kejujuran adalah sumber kekuatan yang mengalahkan segala kekuatan. Dan hanya sebahagian orang saja yang kuat yang mampu sampai kesabaran titik akhir.

Sekian

By ; Hendra LB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun