Tagar until tomorrow kini lagi ngetrand di instagram. Pengguna instagram pun beramai-ramai menggunggah kembali foto diri mereka yang telah diunggah beberapa tahun sebelumnya. Kadang foto-foto tersebut lucu karena memiliki beragam ekspresi.Â
Muka pun kelihatan lebih imut dibanding sekarang. Alhasil komentar-komentar bernada joke dan apresiatif pun terpampang di kolom komentar.
Selain tagar until tomorrow, ada satu tagar yang kini juga sedang ngetrand di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tagar ini menarik, idenya sederhana, kreatf, serta mendapat cukup banyak tayangan. Tagar tersebut ialah #see10do10challenge.
#see10do10challenge merupakan kumpulan video-video push-up yang dilakukan dalam rumah, apartemen, halaman rumah, dan tempat-tempat yang jauh dari jangkauan khalayak umum lainnya. Â Push-up dilakukan sendiri maupun bersama dengan anggota keluarga atau pacar. Varian melakukannya pun beragam. Akun IG chrisruden, misalnya. Ia menayangkan video push-up sambil mengambil dan mengeluarkan kue melalui mulut.Â
Akun IG goarmywestpoint menayangkan video push-up yang cukup menarik dan seru. Dalam video tersebut, seorang ayah bersama ketiga anaknya yang masih kecil melakukan push-up secara bersamaan. Salah satu anaknya duduk asyik di atas pundak ayahnya sementara sang ayah melakukan push-up sambil sesekali tersenyum kecut.Â
Yang tak kalah menarik adalah video push-up akun IG Iskra. Akun ini menayangkan seorang perempuan hamil yang melakukan push-up dengan usaha yang gigih. Sesekali keringat mengucur dari wajahnya. Jumlah tayangan dari akun IG ini terbilang cukup dibanding, video-video akun lainnya. Â Selain itu, masih banyak video push-up yang menarik lainnya yang terakomodasi dalam #see10do10challenge.
#see10do10challenge booming saat pemerintah di hampir semua negara terinfeksi corona mengeluarkan kebijakan social distancing secara tegas. Apalagi semua orang disarankan untuk tinggal "di rumah aja" (stay at home). Push-up menjadi olahraga yang laris-manis sekaligus booming. Karena itu, saya memberi judul tulisan ini #see10do10 challenge: causa instrumentalis di rumah aja. Mungkin kita semua tahu apa itu causa instrumentalis, tapi saya akan menjelaskan alakadarnya dari tilikan filsafat. Maksud agar lebih filosofis dan sedikit berbeda. Sebab segala sesuatu yang "ada" pasti punya filosofinya tersendiri.
Ide causa instrumentalis terlintas dalam benak, ketika secara tak sengaja saya membuka kembali diktat metafisika yang telah dipelajari pada semester III, dua tahun lalu. Causa instrumentalis menjadi salah satu pembahasan kecil dari subbagian jenis-jenis causa. Definisinya tak terlalu panjang, yakni "sebab yang tidak oleh sendirinya mengakibatkan sesuatu menjadi ada" (Daven, Tth: 212).Â
Secara gamblang bisa diartikan sebagai penyebab yang disebabkan oleh penyebab lainnya. Penyebab lainnya itu disebut agens atau causa principalis. Causa principalis ini bisa kita katakan sebagai penyebab utama sedangkan causa intrumentalis menjadi penyebab sekunder. Namun, keduanya saling berhubungan.Â
Causa instrumentalis tidak mungkin ada tanpa causa principalis, sedangkan causa principalis menyebabkan adanya causa instrumentasis. Atau dalam bahasa metafisik,  yang sempat diingat berdasarkan  penjelasan dosen metafisika kala itu, causa principalis menjadi pengada dari causa instrumentalis yang mengada. Kira-kira menurut saya seperti emanasi (turunan) dari pengada pertama menuju pengada kedua.
Mari kita tinggalkan sejenak penjelasan teoretis  causa instrumentalis di atas menuju pemaparan praktis, antara #see10do10challenge dan "di rumah aja." "di rumah aja" merupakan causa instrumentalis yang menyebabkan adanya #see10do10challenge. Pasti kita sedikit heran dan bingung, sehingga muncul pertanyaan mengapa demikian? Jawabannya cukup sederhana. Kita sudah paham bahwa causa instrumentalis merupakan penyebab kedua, maka "di rumah aja" merupakan penyebab kedua.Â