Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Selokan Mataram yang Bersejarah bagi Masyarakat Yogyakarta

2 Juni 2023   16:30 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:40 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku sejarah sekaligus saksi hidup pembangunan Selokan Mataram, Mbah Cokro. (Foto : Fira Nurfiani)

Selokan Mataram adalah sebuah kanal yang memiliki panjang 30,8 km dan memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga dianggap sebagai cagar budaya di Yogyakarta.

Pencipta kanal ini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, Raja Kraton Yogyakarta, yang dengan kecerdikannya berhasil menyelamatkan rakyatnya dari kerja paksa romusha yang diterapkan oleh pemerintah Jepang pada saat itu.

Ribuan warga Yogyakarta dengan sukarela terlibat dalam pembangunan saluran irigasi ini. Mereka diberitahu bahwa kanal tersebut akan digunakan untuk mengirimkan hasil bumi sebagai logistik.

Usulan ini diterima dan didanai oleh pemerintah Jepang, sehingga proyek pembangunan dimulai pada tahun 1944.

Salah satu saksi hidup dari pembangunan Selokan Mataram adalah Tuban Cokro Sudarmo, yang akrab disapa Mbah Cokro. Saat itu, pada usia 25 tahun, dia dan sepuluh orang sebayanya diperintahkan oleh lurah setempat untuk bekerja membantu pembangunan kanal atas perintah Sultan HB IX.

Jika menolak, mereka akan dikirim untuk kerja paksa romusha dan mungkin tidak akan pernah kembali dengan selamat.

Selokan Mataram, yang juga dikenal sebagai Kali Malang, menjadi proyek penting yang mampu melindungi rakyat Ngayogyakarta dari kerja paksa romusha kala itu.

Sultan HB IX mencoba mengalihkan perhatian pemerintah Jepang dengan alasan bahwa proyek ini akan menjadi persiapan perang, dan menyediakan sumber daya pangan yang cukup untuk rakyat.

Rakyat akhirnya tidak terlibat dalam romusha, namun mereka ikut membangun irigasi yang sekarang dikenal dengan nama Selokan Mataram ini.

Pengamat sejarah dari UGM, Sri Margono, menganggap inisiatif Sultan HB IX untuk melindungi rakyatnya dari romusha memang sangat luar biasa.

Jika proyek ini tidak pernah ada, banyak rakyat Yogyakarta yang mungkin terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka, dan nasib mereka menjadi tidak diketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun