Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengurai Mitos tentang Kereta Bekas Impor

30 Maret 2023   07:00 Diperbarui: 30 Maret 2023   07:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana stasiun kereta, foto oleh andriaprr dari pexels

Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memilih impor barang bekas daripada mendorong produksi barang buatan dalam negeri. Hal ini bisa dilihat pada pilihan KCI untuk membeli kereta bekas impor dari Jepang daripada membeli kereta buatan dalam negeri. 

Sering ada anggapan bahwa barang impor bekas memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk dalam negeri, yang sebenarnya mungkin hanya sebuah mitos. Padahal, dengan mendorong produksi barang dalam negeri, tidak hanya dapat memperbaiki ekonomi Indonesia, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Indonesia telah memberlakukan larangan impor pakaian bekas sebagai upaya untuk meningkatkan industri tekstil dan pakaian dalam negeri. Namun, kebijakan impor kereta bekas dari Jepang justru tetap dilakukan karena alasan keterbatasan anggaran dan kebutuhan mendesak akan peremajaan kereta. Hal ini menunjukkan adanya kontradiksi dalam kebijakan impor barang bekas di Indonesia.

Pro dan Kontra Kereta Bekas

Penggunaan kereta bekas impor dari Jepang di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah harga yang menurut perhitungan lebih terjangkau dibandingkan dengan kereta buatan dalam negeri. Namun, mitos yang beredar bahwa kereta impor bekas memiliki umur pakai yang lebih pendek dan rentan mengalami kerusakan, harus tetap diperhatikan.

Selain itu, penggunaan kereta impor bekas juga bisa berdampak negatif pada industri kereta api dalam negeri, yang memerlukan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat untuk terus berkembang. Oleh karena itu, perlu dilakukan pertimbangan matang dan penanganan yang tepat agar penggunaan kereta bekas impor dari Jepang dapat memberikan manfaat yang optimal bagi transportasi kereta api di Indonesia.

Upaya Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kualitas dan kinerja kereta sebagai sarana transportasi yang efektif dan efisien. Beberapa upaya yang sudah dilakukan antara lain adalah pengembangan dan modernisasi infrastruktur kereta api, seperti pembangunan jalur ganda, perbaikan jembatan, dan peningkatan kualitas rel.

Selain itu, pemerintah juga melakukan peningkatan pada layanan dan fasilitas di kereta, seperti meningkatkan kebersihan, kenyamanan, dan keselamatan penumpang. Hal ini bertujuan untuk mengatasi anggapan lain tentang kualitas dan kinerja kereta di Indonesia, serta meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan kereta sebagai sarana transportasi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.

Baca juga:
Cita-cita sebagai Motivasi Meraih Kebahagiaan

Investasi Pengadaan Sarana Baru

KAI Commuter berupaya untuk memperbarui sarana kereta rel listrik mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna CommuterLine yang semakin meningkat. Dalam hal ini, KAI Commuter menunjukkan dukungan kuat terhadap produk dalam negeri dengan menggunakan sarana KRL buatan PT INKA dan menandatangani kontrak pengadaan sarana KRL baru sebanyak 16 trainset dengan total investasi hampir 4 Triliun Rupiah. 

Selain itu, perusahaan juga melakukan kajian untuk kemungkinan melakukan peremajaan sarana KRL melalui retrofit dan pengadaan sarana KRL baru agar perencanaan kebutuhan sarana untuk pelayanan penguna dalam jangka panjang dapat disiapkan dengan baik.

Peningkatan Fasilitas dan Layanan

Baik kereta buatan INKA maupun impor dari Jepang sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, yang terpenting adalah memastikan bahwa kereta yang digunakan memiliki fasilitas dan layanan yang memadai untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang.

Sudah lama sekali penulis tidak ke Jakarta (sejak 2018), maka pengalaman menggunakan fasilitas CommuterLine yang pernah ada pasti sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan terkini yang tentunya sudah sangat berbeda.

Kembali ke topik, beberapa fasilitas dan layanan yang perlu ditambahkan atau ditingkatkan di kereta INKA maupun impor, antara lain sistem pendingin yang efektif, sanitasi yang baik, ketersediaan prasarana bagi penyandang disabilitas, serta layanan informasi yang interaktif. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah memilih dan menggunakan kereta sebagai sarana transportasi yang aman, nyaman, dan terjangkau. Tidak lupa tentunya soal pemeliharaan, bukan hanya bisa mengadakan tapi lupa merawat.

Mengatasi Mitos

Harapan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas kereta di Indonesia ke depannya adalah agar mitos yang sering muncul terkait kereta bisa diatasi dengan baik. Salah satu mitos yang sering muncul adalah kereta buatan Indonesia tidak sebaik kereta buatan negara lain, seperti Jepang.

Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena INKA sebagai produsen kereta nasional sudah berhasil menciptakan produk-produk berkualitas yang dapat bersaing di pasar global. Oleh karena itu, semoga ada upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas kereta buatan Indonesia, baik dari segi teknologi maupun fasilitas, sehingga masyarakat bisa lebih percaya diri dan nyaman saat menggunakan kereta.

Selain itu, diharapkan pula adanya upaya edukasi yang lebih intensif untuk mengatasi mitos yang beredar sehingga masyarakat bisa memiliki pengetahuan yang lebih akurat mengenai kereta buatan Indonesia.

Referensi:

Tak Disangka Kereta Made in Indonesia Laris di Banyak Negara

KAI Commuter Apresiasi Semua Pihak, Tegaskan Komitmen dan Fokus Optimalkan Layanan

Baca juga:
Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun