Kalimat ini menyampaikan kritik terhadap orang-orang yang tidak memberikan kontribusi pada masyarakat, tetapi memamerkan kekayaannya dengan kendaraan mewah, kartu kredit, dan barang-barang mewah lainnya.
Penggunaan kata 'meaningless' dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa Naskar merasa bahwa kekayaan dan materialisme yang ditunjukkan oleh orang-orang tersebut tidak memiliki arti yang sebenarnya dan hanya menjadi cara untuk mempertahankan status sosial dan keberhasilan.
Dengan demikian, kalimat ini bisa diartikan sebagai kritik terhadap perilaku pamer kekayaan dan dorongan untuk mempertahankan status sosial di masyarakat.
Lalu apa yang menyebabkan kecenderungan pamer kekayaan juga menjadi fenomena yang cukup populer di Indonesia?
Terdapat beberapa faktor, antara lain:
1. Budaya Konsumtif
Budaya konsumtif yang berkembang di Indonesia dapat menjadi faktor yang memicu terjadinya pamer kekayaan. Di Indonesia, seringkali konsumsi barang-barang mewah dipandang sebagai simbol status sosial dan keberhasilan. Hal ini mendorong seseorang untuk memamerkan kekayaannya dengan membeli barang-barang mewah dan memamerkannya di media sosial.
2. Media Sosial
Media sosial juga menjadi faktor yang signifikan dalam fenomena pamer kekayaan di Indonesia. Kemajuan teknologi membuat penggunaan media sosial semakin luas dan mudah diakses oleh semua orang. Hal ini memungkinkan seseorang untuk dengan mudah memamerkan kekayaannya dengan memposting foto atau video di media sosial, sehingga semakin banyak orang yang melihatnya.
3. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang masih terjadi di Indonesia juga dapat memicu terjadinya pamer kekayaan. Seseorang yang merasa memiliki kekayaan lebih dapat menggunakan pamer kekayaan sebagai alat untuk menunjukkan status sosialnya dan membuat orang lain terkesan.