Mohon tunggu...
Hendra Gusmawan
Hendra Gusmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA

24 Juni 2021   23:10 Diperbarui: 24 Juni 2021   23:26 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Vaksin menjadi harapan besar di tengah situasi pandemi Covid-19. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 01.07/Menkes/12758/2020, tujuh vaksin telah ditetapkan untuk program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, yaitu vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac. Salah satu hal yang menarik perhatian publik ialah vaksin Pfizer & Moderna, dua vaksin mRNA pertama yang digunakan secara massal.

 Vaksin berbasis mRNA memiliki prinsip kerja yang sederhana tetapi membutuhkan berbagai konsiderasi dalam proses konstruksinya. Vaksin ini berupa mRNA yang mengodekan protein spike (S) SARS-CoV-2, protein pada permukaan virus yang memediasi masuknya virus dengan cara berikatan ke reseptor angiotensin-coverting enzyme 2 (ACE) pada sel host. 

Setelah mRNA memasuki sel, mRNA ini ditranslasikan menjadi protein yang mampu memicu respon imun adaptif pada tubuh penerima. Meskipun tampak sederhana, proses ini hanya berhasil apabila mRNA telah melalui beberapa modifikasi. Pertama, substitusi uridin dengan N1-metil-pseudouridin (m1ψ). Selain mengurangi risiko inflamasi yang berlebihan, modifikasi ini meningkatkan translasi menjadi 10 kali lipat dibandingkan mRNA yang tidak dimodifikasi. Kedua, mutasi untuk menstabilkan konformasi protein S ini. 

Adapun modifikasi terakhir, yang tidak kalah penting, ialah penggunaan Lipid Nanoparticle (LNP) sebagai delivery system untuk memastikan mRNA terlindung dari nuklease dan bisa diinternalisasi ke dalam sel host. Seluruh modifikasi ini diterapkan pada vaksin Pfizer & Moderna.[1]

Sebagai bentuk pencegahan terhadap Covid-19, tentu efikasi vaksin menjadi hal yang hangat diperbincangkan. Dalam hal efikasi, vaksin buatan Pfizer & Moderna ini tak perlu diragukan lagi. 

Berdasarkan hasil uji klinis tahap tiga, vaksin Pfizer memiliki efikasi 95% sementara vaksin Moderna memiliki efikasi 94,5%.[2,3] Efikasi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan vaksin Covid-19 lain yang tidak berbasis mRNA. Hal ini senada dengan berbagai hasil penelitian terkait respon imun terhadap kedua vaksin mRNA tersebut. 

Dari segi respons imun humoral, studi menunjukkan bahwa vaksin Moderna berhasil memicu produksi antigen-specific IgG dengan titer yang setara dengan titer range atas pada survivor Covid-19. Selain itu, pada kedua vaksin, dosis kedua diperlukan untuk bisa memicu produksi neutralizing antibody (nAb).[4] Studi lain menunjukkan bahwa subjek dengan dosis 100μg vaksin Moderna mengalami penurunan kadar nAb yang tidak signifikan dalam 119 hari. 

Hasil ini menandakan potensi vaksin Moderna untuk menginduksi respons antibodi yang bertahan lama.[5] Adapun dari segi respons imun selular, uji klinis fase satu menunjukkan bahwa kedua vaksin mampu memicu respons sel T CD4, dengan kecenderungan yang lebih mengarah pada sel Th1 daripada sel Th2.1 Respons yang mengarah pada sel Th1 ini sangat sesuai dengan kebutuhan pengembangan vaksin, yaitu mengontrol patogen intraselular (virus).

[6] Hasil ini juga meminimalisasi kemungkinan terjadinya vaccine-associated enhanced respiratory disease (VAERD), dampak berbahaya vaksin virus pernafasan yang mengarah pada respons sel Th2 (respons imun yang seharusnya untuk kontrol infeksi cacing).[7] Terlebih lagi, vaksin Pfizer juga dapat memicu respons sel T CD-8. Imunitas berbasis sel T sitotoksik ini semakin memperkuat lini pertahanan selular terhadap SARS-CoV-2.[8]

Terlepas dari berbagai keunggulannya, vaksin berbasis mRNA tentu juga memiliki kelemahan. Vaksin ini membutuhkan penyimpanan dengan suhu khusus yang menjadi tantangan bagi distribusinya di area terpencil dan negara berkembang. Kendati demikian, vaksin yang minimalis namun efektif ini sangat menjanjikan dalam upaya prevensi berbagai penyakit infeksi di masa depan, termasuk Covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun