Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melihat Peluang Prabowo Khofifah

5 Juni 2023   05:30 Diperbarui: 5 Juni 2023   06:53 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika elite sibuk bangun koalisi (sumber: khittah.com/karya Amoeng Bungsu)

Jelang gelaran Pemilu, sekiranya telah banyak aksi "cocokologi" antar calon kandidat yang diprediksi maju sebagai kontestan. Baik secara analisis dan jejak pendapat (survei), melalui lembaga resmi atau independen. Berikut dengan rekam jejak dari masing-masing calon yang dijagokan sebagai kontestan terbaik. Menurut versinya masing-masing, yang tentunya dalam orientasi edukasi yang membangun.

Baik terhadap calon presiden (capres) ataupun calon wakil presiden (cawapres) yang dianggap tepat. Dengan konstelasi perolehan suara dari masing-masing kandidat yang diusulkan.

Pun dengan peluang Prabowo Subianto yang dijagokan oleh Gerindra, sebagai kandidat calon presiden. Selain sosok penting pada pemerintahan saat ini, Prabowo juga diprediksi sebagai salah satu calon unggul pada gelaran Pemilu kali ini. Hal ini berangkat dari jumlah suara/kursi di parlemen, yang menempatkan Gerindra pada posisi kedua secara elektabilitas partai, dengan 16,5 persen.

Sebagai salah satu partai yang populer, tentu Gerindra memiliki porsi tawar yang lebih tinggi dibandingkan calon dari partai lainnya. Termasuk dengan PDIP, yang telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presidennya, dengan perolehan tertinggi, yakni 20,9 persen. Alternatif kemudian tentu ada pada porsi wakil presiden, yang masih jadi perbincangan publik dan dianggap tepat.

Secara faktual, elektabilitas partai pada posisi ketiga masih dipegang oleh Golkar, dengan 11,4 persen. Sedangkan Demokrat dengan perolehan sebesar 8,3 persen, pada urutan keempat. Serta PKS pada urutan kelima, dengan 7,7 persen. Jika PKS dan Demokrat telah pula menetapkan pilihannya pada Anies Baswedan, tentu saja akan ada tiga kekuatan besar dari masing-masing calon.

Yakni, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, dengan perolehan suara yang signifikan dan berbeda tipis. Ini tentu menjadi hal yang dapat diprediksi kemudian. Dimana porsi calon wakil presiden dapat menentukan kemenangan seperti yang diharapkan oleh masing-masing pendukungnya.

Dari kelima besar partai diatas, ada dua partai yang memiliki perolehan diatas 5 persen. Yakni PKB dan Nasdem, dengan masing-masing 7,1 dan 5,5 persen. Inilah yang patut diperhatikan, apalagi Nasdem juga telah mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Tinggal bagaimana PKB dapat dijadikan kekuatan penting dalam meraih suara, khususnya dari kalangan Nahdliyin.

Jika dihitung melalui persandingan antara Prabowo Subianto dengan Khofifah Indar Parawansa. Maka Gerindra dan PKB akan memiliki perolehan sekitar 23,6 persen. Sedangkan PDIP yang baru berkoalisi bersama dengan PPP secara resmi, memiliki kekuatan sebesar 23,0 persen. Lain hal untuk Anies Baswedan yang telah mendapatkan dukungan dari tiga partai, dengan kekuatan sebesar 21,5 persen.

Artinya bahwa, jika benar Gerindra memilih untuk berkoalisi dengan PKB melalui Khofifah. Maka telah dapat ditentukan seberapa besar kekuatan suara yang dimilikinya. Kemenangan sementara tentu diperoleh oleh Prabowo Subianto bersama Khofifah Indar Parawansa. Tempat kedua adalah Ganjar Pranowo, dan ketiga ada Anies Baswedan. Namun kedua calon lain masih berpeluang untuk saling gaet calon wakilnya.

Apalagi masih ada Golkar yang belum menentukan sikapnya secara resmi. Dimana Golkar memiliki suara ketiga terbesar, dengan status masih menjalin komunikasi politik. Namun, kita tentu tidaklah dapat menyangkal, bagaimana suara mayoritas Nahdliyin menjadi kekuatan besar yang dominan kala Pemilu tiba. Walau ada yang mengatasnamakan atau membuat klaim secara politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun