Hampar kuning menghijau bentang asa marhaenisme,
Ketika alat produksi berhadapan dengan modernisasi teknologi,
Ketika tenaga terganti oleh mesin-mesin tak bernyawa,
Disitulah letak problematika kaum-kaum yang terluka,
Tergilas mesin zaman tanpa sanggup untuk melawan,
Monopoli alat distribusi seakan lebih menyeramkan dari wabah dan hama,
Keterbatasan akses dan daya semakin memperparah realitas hidup mereka,
Bukan hanya persoalan menghadapi para mafia,
Bukan soal regulasi yang jauh dari pemahaman mereka,
Tetapi sekedar mampu bertahan sudah cukup bagi mereka.
Bertani tidak hanya menjadi sebuah alat untuk bertahan hidup,
Bertani kini pun harus memiliki kekuatan untuk menantang,
Tidak sekedar diam dalam belenggu kemajuan zaman,
Tetapi untuk mendobrak sekat-sekat modernisasi sebagai peluangnya untuk bangkit,
Bangkit menembus pekatnya regulasi dan kebijakan,
Yang terkadang membuat bertani seolah memiliki musuh yang terorganisir,
Tersistematis, dan memiliki kekuatan hukum yang menindas,
Kompleksifitas yang membuat tiada daya untuk mengurainya,
Sebelum tagihan-tagihan datang bak laras senapan yang hendak menyambut nyawa,
Sekedar bertanya dan mengutarakan hal ini sebagai kisah nyata,
Itu saja.