Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Pejuang Itu Bernama Dewi Rohimah

25 Juli 2021   02:24 Diperbarui: 25 Juli 2021   02:28 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Dewi mempunyai banyak nama samaran selama bertempur, Willy dan Karmilla atau Miss Karmilla Dewi. Nama Miss Karmilla ia pergunakan dalam suatu siasat penyergapan pasukan Belanda di sekitar Bandung. Kulitnya yang sawo matang, membuatnya tidak dicurigai oleh patroli Belanda tersebut.

Seketika ia menembaki pasukan patroli Belanda ketika mereka lengah, hingga seorang prajurit Gurkha ia penggal kepalanya dihadapan para laskar yang membantu dalam penyergapan tersebut. Membuat siapapun bergidik melihat nyali perempuan pejuang ini.

Kemarahannya terhadap Belanda sudah memuncak kala itu. Karena ribuan pengungsi telah dibantai tanpa ampun oleh Belanda. Aksi serupa ini dilakukan oleh Susilowati, ia bahkan meletakkan kepala seorang Gurkha di meja kerja Nasution.

Prajurit Gurkha terkenal karena kekejamannya dalam setiap pertempuran di seluruh palagan Indonesia. Tidak hanya di Bandung, di Semarang pada Pertempuran Lima Hari Lima Malam hingga Surabaya Affair, peristiwa semacam ini seringkali terjadi.

Tentu bukan tanpa alasan, peristiwa diluar nalar kemanusiaan itu terjadi dikedua belah pihak. Ribuan anak kecil dan ratusan perempuan yang tengah hamil, harus menangung pahitnya hidup pada masa revolusi fisik.

Bandung telah dikosongkan, dan para pasukan TNI beserta laskar mau tidak mau harus keluar dari Jawa Barat untuk menuju ke Jawa Tengah. Sebuah persitiwa hijrah yang ikonik dalam panggung sejarah Indonesia.

Diantara Persimpangan Sejarah

Diakhir peristiwa hijrah di Jawa Tengah, Dewi Rohimah yang tengah terluka sempat dirawat disebuah tangsi militer sekitar kota Klaten. Pada waktu yang nyaris bersamaan Belanda berhasil menguasi Klaten dalam rangkaian agresi milternya terhadap wilayah Indonesia.

Ia nyaris tertangkap, atas suatu insiden di tangsi militer, Dewi Rohimah kemudian berhasil melarikan diri. Dalam pelariannya ia mendadak sakit dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Tegalyoso, Klaten.

Pada suatu pemeriksaan di Tegalyoso inilah ia lagi-lagi selamat. Pasukan Belanda yang memburunya tidak dapat menemukan identitasnya karena bangsal yang ditempati Dewi adalah ruang untuk khusus wanita. Willy tetap dianggap sebagai sosok laki-laki pejuang.

Perjuangannya tentu membuat siapapun heran, seorang perempuan yang begitu berani dan rela mati untuk mempertahankan kemerdekaan bangsanya. Deskripsi mengenai sejarah hidupnya nyaris nilih ditemukan diberbagai referensi kesejarahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun