Kalau kita rontgen satu persatu tubuh sepak bola Indonesia, maka akan kasihanlah kita karena ternyata sepakbola kita sudah sangat renta. Semua anggota tubuhnya sudah terpapar racun dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dari pengurus PSSI hingga suporter yang fanatik dan cinta mati.
Di tataran pengurus organisasi tertinggi, kalo boleh jujur, blio-blio yang megang setir diatas patut dipertanyakan kapasitasnya. Kita akui mereka adalah figur hebat di bidang politik, ekonomi, dan lain-lain, namun mereka bukan apa-apa di sepak bola kita.Â
Sudah terlalu sering sepak bola dikendalikan oleh tokoh-tokoh yang lebih sering menonjol sisi politisnya. Tanya saja sama pak Edy yang suaranya melejit ketika berstatus ketua PSSI.Â
Ketika pertama kali terpilih 2016 lalu, blio mengucap banyak janji untuk kemajuan sepak bola. Ah, sudahlah. Orang yang sedang dalam kegembiraan bisa menjanjikan apapun, bahkan gunung emas sekalipun.
Pak Nyalla pun sebelumnya tak jauh beda. Berhasil menjadi sosok utama dalam sinetron PSSI vs KPSI, Pak Nyalla yang pernah jadi timses salah satu pasangan capres-cawapres berhasil menjadi presiden negara PSSI dan juga membuat negara PSSI semakin kental aura politisnya. Pak Nurdin Halid sebelumnya sami mawon.Â
Politisi di lingkaran sepak bola akan membuat sulit perkembangan bola Indonesia. Bukan masalah backgroundnya, tapi fokusnya bakal berbeda segimanapun si ketum dari politik berjanji tidak mencampurkan bola dengan politik. Lagi-lagi ini politik. Bukankah di politik janji adalah hal paling gampang diucapkan?
Timnas menang sekali saja kadang mereka menunjukkan jasa mereka. Bukan begitu, pak Iwan ? upps... belum lagi rebutan posisi waketum atau anggota Exco.
Betewe di Indonesia pengurus dipilih dari pengurus klub. Jika pengurus klub terpilih jadi pengurus PSSI, pengurus tidak wajib mengundurkan diri dari klub. Lucu ya? Mereka yang tanding, mereka yang buat aturan, mereka yang juara. Wajar jika isu pengaturan skor kemudian mencuat.
Polemik ini nyatanya juga tidak dibuktikan dengan kinerja mereka. Jadwal saja masih kacau. Belum lagi soal kepastian liga dimulai. Klo diibaratkan pacar, bisa saja bakal ditinggalkan karena keseringan menggantung tak bertali. Sayangnya, pemain dan klub Indonesia adalah sosok paling setia di muka bumi.
Pemain tidak kalah mengherankan. awal tahun ini medsos diramaikan oleh kebiasaan makan atlet yang tidak sehat. Menu paporit berupa nasi bungkus.Â