Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Screenplay Pertama Saya

20 Mei 2020   23:35 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:40 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ketika Aceh mencatatkan kasus pertama Corona pada 26 Maret 2020, dan saya memutuskan program #BerdiamDiRumah sebagaimana orang-orang lain, maka saat itu pikiran saya cuma satu, melanjutkan satu keinginan lama, membuat screenplay.


Screenplay adalah naskah yang nantinya akan menjadi panduan sutradara dalam mengarahkan film. (Bedanya dengan naskah biasa silakan di Google yah)


Screenplay ini mimpi yang terhitung tahun belum terwujud. Dan sekarang momen yang tepat mewujudkannya.  Ceritanya soal apa? Berupa rangkuman catatan yang saya tulis sejak era Friendster, sejak 2004-2008 dan Facebook 2008-sekarang. Seorang teman yang baik, Intan Khuratul Aini Rasyid (semoga dilapangkan kuburnya) mencetakkan --sekaligus menyelamatkan tulisan saya sebelum Friendster menyatakan punah. Di Facebook sendiri, saya punya hampir 100 tulisan di fitur catatan. Tulisan-tulisan itulah mengejewantah sejak beberapa tahun untuk saya konversi menjadi sebuah naskah film panjang. Menurut saya, naskah paling bagus itu adalah apa yang kita alami dan amati dalam hidup, sebagimana kutipan Robert Mc Kee, story is metaphor of life.


Memulai menulis ini pada situasi normal nyaris mustahil. Pekerjaan menyabot jari. Screenplay untuk film panjang normal adalah 100-120 halaman. Dari momen seperti inilah, semua itu baru bisa terwujud.


Menghabiskan 30 hari untuk membuat treatment naskah dan 15 hari untuk membuat dialognya. Alhasil, 130 halaman. Selesai? Belum. Screeplay ini akan diperam lebih lama, mungkin sekitar 6-12 bulan sebelum menjadi sebuah produk yang matang, yang eksposition, dramatic dan spectaclingnya berstruktur baik. Karena screenplay ini muncul dari keresahan atas kualitas flim Indonesia. Jangan sampai dia sendiri yang menjadi produk keresahan baru. Keresahan yang saya ceritakan, menurut saya adalah penyebab mengapa orang tidak suka film Indonesia. Dimana kunci jawaban berada pada naskah. Film Indonesia, kebiasaannya, naskah ditulis oleh seorang penulis naskah ketika sudah masuk pra produksi. Lalu penulis naskah membuat sequences selama 90 menit atau lebih. Kesalahannya disini. Atas dasar tenggat waktu. Muncul ketidakmatangan. Inilah penyebab film Indonesia sering tidak logis. Di industri perfilman luar negeri, naskah dibuat bertahun-tahun oleh seseorang, lalu ditawarkan setelah naskah itu matang benar. Jadi naskah yang difilmkan adalah naskah yang matang setelah melewati banyak koreksi dan pugar sana-sini. Dan menurut saya, ide apa saja, bisa drama, horor, action, tapi struktur cerita harus matang dulu. Maka apapun genrenya orang akan bisa menikmati film itu.


Lalu apakah setelah 6-12 kemudian maka screenplay ini akan langsung laku dibeli produser? Belum tentu. Naskah yang bukan berasal dari karya adaptasi terkenal, butuh perjuangan dari sisi waktu untuk dilirik oleh penyandang dana, kecuali bila ingin mendanai sendiri. Screenplay film Flight, yang diperankan Denzel Washington saja membutuhkan 14 tahun hingga kemudian difilmkan.


Walau demikian, kepercayaan diri juga harus tinggi, karena Die Hard dan Forrest Gump adalah film sukses yang diadaptasi dari karya tulis dari penulis yang tak terkenal.


Sebenarnya lebih aman bila screenplay ini dikonversi lebih dulu ke novel. Tapi melihat sikon, dimana A New Normal akan segera membuat rutinitas kita akan kembali normal setelah lebaran, maka kemungkinan konversi ini baru bisa dilanjutkan puasa tahun depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun