Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum

"Go To Hell With Your Money"

22 September 2018   21:54 Diperbarui: 22 September 2018   22:11 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini untuk kesekian kalinya saya menolak pekerjaan.

Beberapa waktu yang lalu saya dihubungi seorang teman. Ia menawarkan pekerjaan. Karena saya berkecimpung dibidang videografi, ia tawarkan pekerjaan di bidang itu. Sebuah garapan video profil untuk sebuah pemerintahan kota, saya tak sebutkan nama wilayahnya. 

Tapi saya perlu sebutkan nilainya ya supaya tidak membuat bias cerita saya, 200 juta rupiah. Tapi, tau, si pemberi kerja memberi informasi berapa bayaran yang saya akan terima? 50 juta, alias dia minta fee 75%. Alasannya, banyak pihak yang terlibat dan harus dibayar, dan tentu saja yang butuh paling banyak adalah walikota yang memiliki program itu, dia harus "menarik lagi" biaya kampanye yang terbuang setahun lalu saat memperebutkan posisi walikota.

Kontan saja saya bilang, "Go to hell with the money."

Saya paham fenomena ini terjadi dimana-mana. Bahkan ada kontraktor yang sudah keluar uang sebanyak 300 juta untuk membantu sang walikota dengan resiko bila ia kalah maka konraktor itu tak akan dapatkan apa-apa. Tapi, saya bukan dia. 

Idealis? Tentu. Saya tidak bisa tawar menawar dengan fee yang nilainya sampai makan darah begitu. Saya muak dan mau muntah membayangkannya. Bagi saya, profesi kerja adalah lingkungan profesional dan saya harus dibayar sesuai jerih yang saya keluarkan, dan setidaknya tidak pakai embel-embel pamrih politik. Istilahnya, anda pakai saya karena anda butuh jasa saya.

Jujur saja, jarang ada hal yang bikin saya gundah. Ini adalah salah satunya. Orang bilang ke saya, kapan kamu akan kaya jika kamu memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan 50 juta atau diatasnya tapi akhirnya kamu menolak. Apakah kamu betah mengerjakan project hanya 15-20 juta yang sudah mulai ditinggalkan orang-orang?

Saya tidak tahu, yang jelas saya akan merasa tidak nyaman bila harus dipaksa menggarap project video sedemikian rupa. Dimintai 30 persen saja saya emoh. Konon lagi 75 persen seperti itu.

Walaupun tak kaya, ya biarlah. Biarlah saya bekerja dengan orang-orang baik saja. Di ladang birokrasi yang sungguh korup ini, mereka memang tidak banyak, tapi ada. Dan saya nyaman bekerja dengan mereka. Biarlah kami berada dikumpulan kami. Anda yang buruk sifat berada di kumpulan mereka juga. Waktu selalu menguji manusia dengan sabar sebelum memberi keadilan. Sering sekali kita akan lihat mereka akan tersandung kasus hukum atau akan hina diakhir masa kepemimpinannnya. Saat itulah, pepatah lama berlaku, "yang tertawa terakhir adalah pemenangnya."

Sembari berharap waktu memberi jawaban, saya berharap akan terhimpun orang-orang dalam satu komunitas, dengan semangat yang sama, untuk memberi dan menerima pekerjaan. Sebagaimana kondisi itu saya dapatkan dari beberapa pekerjaan dengan teman-teman NGO, dimana mereka memiliki sistem yang ketat soal pungli, dan beberapa kondisi lain yang mendukung.  Saya senang bila, dalam pemilihan rekanan saya ikut tender sederhana dan terbuka, dimana sesama rekanan dapat beradu konsep, dan hal itu sudah saya lakukan beberapa kali dengan hasil yang membuat yang membuat saya puas. Baik menang atau kalah.

Tulisan ini, 22 September 2018, saya pastikan akan muncul lagi dalam beberapa tahun lagi di akun sosial media saya, untuk merayakan peristiwa kejatuhan pahit sang koruptor. 

Demi waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun