Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cerita Seorang Bapak: Ikut Program Bayi Tabung dengan Dokter Binarwan Halim

11 Mei 2018   23:30 Diperbarui: 29 September 2020   00:15 43881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokter anak mengatakan, bayi mengalami seperti ini, bila ibunya memiliki riwayat tertentu saat bersalin. Plasenta previa, yang jadi riwayat kandungan istri saya dianggap menjadi penyebabnya. Tapi, hal itu tidak ada hubungannya dengan program bayi tabung. Karena masalah plasenta previa adalah hal yang juga terjadi pada kehamilan normal dan bayi sesak juga lazim terjadi pada persalinan normal.

Keterangan foto : Ibu dan bayi di ruang highcare sebelum ia dipasangi alat bantu nafas.
Keterangan foto : Ibu dan bayi di ruang highcare sebelum ia dipasangi alat bantu nafas.
Hari Selasa, 8 hari setelah kelahirannya, si bayi diperbolehkan pulang. 

Di sanalah, saya menjadi ayah seperti ayah lainnya, ketika rotasi hari berputar 180 derajat, sang ayah harus mampu begadang, memanah, dan berkuda dalam waktu bersamaan. Bagian ini semua sudah paham, tak usahlah lagi diceritakan. Doakan si bayi tumbuh-kembang baik dan bermanfaat bagi sekitar serta membanggakan ayah dan ibunya.

whatsapp-image-2018-05-18-at-23-44-01-5ca8361ea8bc152c42133d13.jpeg
whatsapp-image-2018-05-18-at-23-44-01-5ca8361ea8bc152c42133d13.jpeg
***

Pertanyaannya, berapa biaya total yang telah dihabiskan untuk berobat bayi tabung ini?

Relatif sih. Pertama, untuk kondisi kami yang di luar kota Medan, pengeluarannya jelas akan lebih besar daripada yang tinggal di dalam kota Medan. 

Untuk kami yang memutuskan tinggal di hotel depan klinik, juga lebih besar dibanding yang tinggal di rumah relasi atau menyewa rumah. Untuk kami yang menggunakan moda angkutan udara dibandingkan yang bawa mobil sendiri, juga berbeda. Untuk yang memasak sendiri dan yang makan di luar atau catering makanan sehat di restoran seperti kami juga berbeda. Nah itu semua relatif. Tergantung opsi apa yang ingin dipakai.

Dalam brosur klinik Halim, tarifnya memang sekitar 37 juta. Tapi biaya itu hanya biaya klinik dan tindakan. Kita sama-sama tahulah bagaimana bahasa iklan berbicara. Toh, akhirnya akomodasi kita juga adalah hal yang tak boleh kita anggap sepele karena nilainya bisa saja bisa sama besar dengan tindakannya. Itupun belum termasuk biaya menginap di rumah sakit, obat-obatan, cek darah dan lainnya. Selain akomodasi, ada juga biaya hidup, karena ada saatnya kita akan tinggal lama disana. Untuk urusan biaya hidup, tetek bengeknya macam ragam. Kami telah menghitung kasar pengeluaran total selama disana dan menghabiskan duit sekira 55-60 juta. Bisa habis hanya segitu pun ada alasannya, karena kami menghentikan program berobat dengan Dokter Binarwan ditengah jalan, setelah istri dinyatakan hamil. Kalau lanjut, ya bisa nambah lagi, setidaknya di akomodasi. Karena ada teman yang memutuskan tinggal selama sebulan pasca ET untuk memastikan embrio harus kuat dulu baru kembali ke Banda Aceh. Bayangkan, kalau sudah tinggal disana selama 1 bulan, akomodasinya sudah habis berapa tuh?

Tapi, yang merasa nilai itu kemahalan, jangan ciut. Itu kan biaya kami yang tinggal di luar kota Medan. Terus, itu biaya yang keluar dengan cara hidup kami. Biaya hidup setiap orang berbeda-beda toh. Mungkin dengan cara hidup orang lain, biaya dapat lebih jauh ditekan. Tidak akan berselisih jauh dengan nilai 37 yang ditawarkan oleh klinik Halim. Saya rasa, lebih atau kurang, mungkin bisa di kisaran 40-45 juta. Lebih kurang.

Kabar baiknya, biaya itu jelas  jauh lebih murah dibandingkan berobat bayi tabung di Malaysia. Saya pernah peroleh informasi, untuk tindakan saja sekitar 75 juta. Belum akomodasi. Saya rasa, ya habis lah sekitar 100 juta.

Pada awalnya, banyak sekali orang yang skeptis dengan keputusan kami berobat bayi tabung (hanya) di Medan. Banyak yang terang-terangan ngomong, "Kenapa tidak ke Malaysia saja." Jawaban saya ke mereka sederhana, pertama, saya tak punya uang 100 juta (atau lebih) untuk kesana. Kedua, sebagian orang juga ada yang tetap tidak berhasil punya anak setelah berobat kesana. Jika kemudian peluangnya sama-sama tak mutlak, kenapa saya tak boleh memilih yang dekat dan lebih murah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun