Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cerita Seorang Bapak: Ikut Program Bayi Tabung dengan Dokter Binarwan Halim

11 Mei 2018   23:30 Diperbarui: 29 September 2020   00:15 43881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan berat itu tercapai pada usia kehamilan 40 minggu tepat. Untung saja istri saya tidak mengalami pendarahan hingga saat itu. Pada USG terakhir, sekitar tanggal 25 April, dokter lalu menjadwalkan operasi sesar pada tanggal 1 Mei 2018 dan akan menjadi tanggal kelahiran bayi yang kami tunggu-tunggu.

***

1 Mei 2018. The day.

Jam 8 pagi kami bergerak ke rumah sakit yang ditunjuk oleh dokter klinik. Kami mengikuti prosedur biasa, yaitu masuk ke IGD. Di cek sana-sini. Kami dapat jadwal operasi kedua.

Menunggu beberapa jam sekaligus menyiapkan berkas administrasi, istri masuk ruang operasi selepas Dzuhur. Istri saya lalu didorong oleh perawat masuk ruang operasi. Saya tidak diperbolehkan masuk. Harus menunggu di luar.

Istri di ruang IGD. Masih bisa tertawa-tawa.
Istri di ruang IGD. Masih bisa tertawa-tawa.
Istri bersiap masuk ruang operasi.
Istri bersiap masuk ruang operasi.
Keluarga besar mulai berdatangan. Kami semua menunggu di tempat yang telah disediakan. Saya sendiri sesekali menunggu di luar dan sesekali masuk ke teras ruang operasi. Pukul 3 sore tepat, saya mendengar tangis bayi pecah. Saya yakin itu bayi saya. Mata saya berkaca-kaca. Tapi belum mampu menutupi rasa gelisah. Berharap semua baik-baik saja, bayi lahir normal dan ibu selamat.

Keterangan foto: Duh, lama sekali bayi keluar dari ruangan itu.
Keterangan foto: Duh, lama sekali bayi keluar dari ruangan itu.
Menjelang pukul 5 sore, saya dipanggil. Seorang dokter muda membawa bayi saya untuk diadzankan. Saya masuk. Saya memvideokan adegan pertama saya melihat bayi saya. Tak ada kata yang mampu mengungkapkan. Hampir enam tahun menunggu momen ini. Semua orang memang bisa saja menjadi ayah. Tapi menjadi ayah dengan penantian cukup lama, apa yang saya rasakan saat itu, mungkin akan lebih sentimentil dibandingkan orang lain yang memperoleh dengan mudah.
Keterangan foto: Our first sight, me and my baby. (Gambar dari video)
Keterangan foto: Our first sight, me and my baby. (Gambar dari video)
Anak saya lahir pada pukul 15.00 WIB. Dengan berat 2,5 Kg, meleset 200 gram dari hasil USG, tinggi 43 cm. Hasil operasi baik, ia segera menangis, apgar score-nya juga normal. Ia langsung dibawa bersama ibunya keruang rawat. Semua gembira saat itu. 

Tapi tidak selanjutnya.

Selepas Magrib, istri saya mengalami pendarahan. Mereka menyebut preshock. Tensinya turun hingga 80/60. HB nya juga drop. Tapi teratasi menjelang tengah malam. Ia mendapatkan tranfusi 4 kantung darah. Istri saya harus menginap lebih lama dari seharusnya, yaitu 4 malam.

Keterangan foto : Istri pada masa pemulihan.
Keterangan foto : Istri pada masa pemulihan.
Hari kedua setelah bersalin, kini giliran si bayi. Napasnya berbunyi seperti ada yang tersumbat pada hidungnya. Dokter anak dipanggil. Setelah diperiksa, dokter tersebut meminta bayi dibawa ke ruang highcare (tahap pertama sebelum bayi diputuskan masuk ke ruang NICU) untuk diobservasi lebih lanjut.

Ia akan mendapatkan antibiotik selama tiga hari. Di sini saya belum panik. Tapi di ruang observasi, bayi saya malah dinyatakan sesak. Dadanya naik-turun. Di situ saya paham, bayi saya akan menginap lebih lama dibanding ibunya. Ia juga dipasangi alat bantu napas dan diinfus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun