Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyelesaikan Masalah di Luar Sistem, Pakai Cara di Luar Sistem

16 Agustus 2017   10:02 Diperbarui: 16 Agustus 2017   10:11 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam The Internationale, saya baru paham kalau negara kadang bisa kalah jika melawan orang yang bertindak diluar sistem dengan menggunakan sistem. Karena itu, tersebutlah solusi untuk menyelesaikannya dengan menggunakan pola diluar sistem. Jelas itu salah. Tapi efektif.

Siapa sih yang saya maksud suka bertindak diluar sistem itu? Mafia, preman dan seterusnya.

Konon, dulu, saat jaman pampers sekali pakai belum ditemukan, segolongan orang gemar mempermainkan sistem, dan bikin Soeharto gerah, karena itu dia menyelesaikan masalah itu dengan cara diluar sistem pula. Petrus, alias pembunuhan misterius.

Tentu hal ini jadi bahan keripik pedas Saree dimana-mana, salah satunya adalah tuduhan salah tembak. Tapi positifnya, premanisme di Jakarta menurun drastis pada era itu, 1982-1984. Soeharto paham, kalau diberi efek jera, diadili dan dipenjarakan, hanya akan menambah gelar akademis bagi mereka, yaitu residivis, alias penjahat kambuhan. Keluar dari penjara, mereka akan begitu lagi, karena hanya itulah keahlian mereka. Tidak mungkin mereka ikut kursus kustum. Mereka kucing-kucingan dengan aparat penegak hukum.

Sistem, terbukti tak benar-benar ampuh membuat mereka jera.

The Internationale belum terbit pada waktu itu, tapi Soeharto membuktikan itu berhasil. Menyelesaikan masalah diluar sistem, hanya dengan cara diluar sistem juga.

Sejak melihat kematian Ongen (saksi kunci kasus Munir) secara tak wajar sekian tahun lalu, kita dihadapkan peristiwa serupa dengan penyiraman air keras Novel Baswedan dan  kematian tak wajar Johannes Marliem, di Amerika pula. Dilakukan oleh orang yang bertindak diluar sistem.

Mungkinkah jika diteruskan dengan pola penyelesaian dalam sistem akan berhasil? Novel sudah jauh-jauh hari menyatakan rasa pesimisnya. Atau perlukah kita pakai cara diluar sistem lagi. Bagi penegak HAM pasti tidak setuju dengan cara ini, tapi membayangkan apa yang kita lihat, boleh jadi reaksi kontroversi ini jadi salah satu solusi paling efektif yang bisa diharapkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun