Mohon tunggu...
Money

Tantangan Kita Hari ini: Organic Organization dan Spiritual Capital

11 Mei 2015   10:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kali pertama saya mencoba mengelaborasi dan menyatukan 2 tema yaitu Organic Organization dan Spiritual Capital, dikaitkan dg tantangan hari ini. Kedangkalan pemahaman saya, mungkin akan membuat bahasan nya menjadi kurang tepat atau relatif terlalu dangkal. Semoga diskusi ini dapat melengkapi. Goalnya, kita punya pemahaman yg sama tentang bagaimana mengelola Unit Kegiatan Peserta menjadi bukan sekedar ada, tapi: ada dan membawa makna.Yuk, sharing, saling melengkapi dan menambahkan!

Oke Bro/Sist, saya coba mulai dg mencari pengertian organik dr Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, Organik adalah (1) berkaitan dg zat yg berasal dr makhluk hidup (hewan atau tumbuhan, seperti minyak dan batu bara), dan (2) berhubungan dng organisme hidup. Poin nya adalah “Organisme / Mahluk Hidup”. Mahluk hidup memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Menjadi begitu fleksibel menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi diluar dan mempengaruhi diri nya. Pada konteks organisasi, organisasi yang organik adalah organsisasi yang fleksibel menyesuaikan diri dengan perubahan pada lingkungan eksternal. Agar fleksibel dan adaptif, struktur dan internal organisasi dibuat sedemikian rupa. Tugas-tugas organisasi seringkali dikelola dalam tim kerja. Para anggota sangat terlatih dan diberdayakan untuk menangani beragam permasalahan, mereka hanya membutuhkan aturan formal yang minim, serta sedikit pengawasan langsung. Ciri-ciri organisasi organik : tim lintas fungsional dan hierarkis, informasi menggalir bebas, rentang kendali luas, desentralisasi, dan formalitas rendah. Pembahasan Organisasi Organik baru sebatas organik pada sisi permukaannya saja : struktur, hierarki, dll. Belum menyentuh bawah permukaan nya. Organisasi Organik yang Mekanik. Bagi kamu anak Majemen, mungkin bahasan ini sudah tidak asing lagi, biasa nya masuk ke Materi Kuliah Pengembangan Organisasi.

Kenapa butuh Organisasi yang Organik?

Para motivator sering berpesan “Perubahan adalah keniscayaan. Tidak ada yang tetap, yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Berubah atau mati”. Lebih dari itu, pada tahun 1960-an, dunia sains mengenalkan kita pada istilah kompleksitas. Beralih kiblat dari Teori Newtonian yang identik dengan sederhana, bersifat linear, dapat diprediksi dan dikontrol. Menjadi Sistem Kompleks yang berkebalikan dari Teori Newtonian: non linear, tidak dapat diprediksi, tidak dapat dikendalikan, dan tidak bisa disederhanakan. Jangan ditanya lebih dalam mengenai apa itu Teori Newtonian atau Sistem Kompeks seperti apa, karena saya orang menajemen yang hanya perlu kesimpulan sains untuk menguatkan teori manajemen. ‪#‎ngeles‬
grin emoticon
. Tidak ada yang pasti didunia ini, semua berubah, saling mempengaruhi, cepat dan tak terduga. Dunia ini kompleks, sekompleks keunikan kamu, iya kamu para Generasi Y (Gen-Y).

Kamu yang lahir dari tahun 1980an s.d. sekarang, disebut Gen-Y. Ada juga yang mengelompokan berdasarkan kecenderungan perilaku dan psikografis mereka. Saya jadi berpikir, inilah luar biasanya Alloh mencipta. Di tengah perkembangan kompleksitas dunia, Alloh menggilir generasi, dari Gen X menjadi Gen Y dengan segala kemampuan dan ciri khas adaptable dan “cair”. Bagi Gen Y, kemapanan adalah masalah. Mereka selalu mencoba mencari hal-hal baru dalam hidupnya, sampai pada titik yang terkadang mereka sendiri tidak dapat mendefinisikan titik tersebut dengan baik. Batasan adalah musibah, mereka butuh ruang ekspresi. Kepuasan bagi Gen Y adalah eksistensi diri, dan penemuan akan makna. Gen Y seakan dilahirkan untuk menjawab tantangan kompleksitas zaman. Lalu pertanyaannya adalah kamu dan zaman aja udah “organik”, masa organisasi kamu masih Mekanik (Jadul)?

Organisasi Organik saja cukup?

Saya katakan belum, jika sebatas pemahaman organisasi organik sekarang. Seperti yang sedikit saya singgung diawal bahwa pembahasan organisasi organik baru sebatas organik pada sisi permukaannya saja : struktur, hierarki, dll. Belum menyentuh sisi terdalam (bawah permukaan). Pada teori sains yang lain (sekali lagi, jangan tanya lebih detil tentang teori sains, krn saya orang sosial. ‪#‎ampun‬ #ngeles :p), kita mengenal Teori Chaos. Teori ini mulai dikenalkan pada abad ke 21. Teori ini menggambarkan adanya sistem-sistem nonlinear yang memiliki sifat bisa mengatur diri (self-organizing) yang berada para perbatasan antara keteraturan (order) dan ketidakberaturan (disorder), antara stabililtas dan instabilitas. Menurut Danah Johar dalam buku nya “Spiritual Capital”, menjelaskan bahwa setiap organisasi yang memiliki kapasitas untuk kreatif dan berkelanjutan dalam dunia hari ini yang tak stabil dan kompleks, pastilah memiliki ciri-ciri yang oleh Teori Chaos dan Teori Kompleksitas disebut sebagai “Sistem Adaptif Kompleks” (Complex Adaptive System). Termasuk dalam ciri ini adalah holisme, keragaman, spontanitas, pengaturan diri, emergence, dan keevolusi antara sistem dan lingkungannya. Atau pada “istilah” / pemaknaan lain disebut dengan Spiritual Capital. Anak RK udah pada “nglotok” sepertinya dengan buku ini.

Belajar dr Tetangga Sebelah.

Yuk “duduk” sejenak, dan refleksi sejenak. Membumikan beberapa teori, yang saya yakin kamu-kamu sudah sangat paham dengan teori tersebut, menjadi serpihan tapak yang bermanfaat untuk kondisi dan goal kita pada diskusi hari ini.

Pertanyaan (1) disaat kamu-kamu memutuskan untuk terlibat menggarap UKP, apakah diputuskan dari “makna” terdalam dari diri mu? Atau sekedar / terpaksa mengikuti program formal asrama? “Makna” ini yang akan menjaga dan menjadikan kamu menjadi “kokoh” dan adaptive dengan berbagai situasi yang kamu hadapi ke depan. “Makna” yang dimaksud apa? Setiap orang boleh berbeda, tapi semua nya harus berorientasi keluar / kontribusi. Belum dapat “makna” yang berorientasi keluar? Mulai pembinaan asrama dari awal.
tongue emoticon

Pertanyaan (2) disaat kamu-kamu memutuskan untuk mengambil tema UKP “A”, apakah sesuai dengan passion dan visi? Atau, sekali lagi, hanya sekedar ada? Makna yang disempurnakan dengan passion dan visi, akan menguatkan langkah beraksi. Makna, Passion dan Visi adalah bensin nya gerakan. “Tema UKP nya bukan passion saya Bang”. Nggak masalah, coba cari perintilannya, terus cari, temukan yang kamu bisa nyaman berkontribusi disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun