Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Liburan Panjang tapi Jadwal Anak dan Orangtua Tak Sama, Bagaimana Solusinya?

24 Maret 2025   19:00 Diperbarui: 25 Maret 2025   08:31 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengisi liburan bersama di rumah dengan kegiatan yang positif (sumber: kompas.id)

Mulai pekan ini (atau ada yang sejak Jumat, 21/3/2025) banyak sekolah yang sudah meliburkan siswa/i-nya. Namun tidak demikian dengan orangtua yang masih menjadi pekerja aktif. Mereka masih tetap masuk hingga akhir bulan ini.

Libur memang terasa menyenangkan. Terutama buat anak-anak yang masih menginjak bangku sekolah. Serasa lepas dari beban yang menghimpit. Akhirnya ada waktu terbebas dari pekerjaan sekolah yang harus dikerjakan di rumah.

Tetapi, apakah masa liburan yang teramat panjang itu juga menyenangkan? Sepertinya tidak juga. Libur panjang hingga berpekan-pekan bisa membuat anak tidak produktif. Kelamaan libur tenyata juga bisa membosankan.

Seperti kebijakan libur tambahan yang ditetapkan pemerintah terkait dengan hari raya keagamaan. Total bisa 3 pekan lamanya waktu liburan buat anak sekolah (21/3-8/4). Apa keuntungannya dengan waktu libur se-lama itu?

Oke, si anak senang karena masa liburnya lebih lama. Tetapi bagaimana jika hal itu tidak ada korelasinya dengan orangtuanya? Mereka tetap masuk kerja sesuai jadwal atau kalender nasional. Libur hanya di tanggal merah hari Minggu atau hari lain yang diliburkan. Ada ketidakcocokan jadwal antara liburnya si anak dengan orangtua.

Bagi orangtua yang keduanya adalah pekerja aktif penuh waktu, perpanjangan waktu libur bisa menjadi problem baru. Jika si anak masih berada di kawasan sekolah, kedua orangtua masih akan tenang menghadapinya.

Ini bukan berarti lantas menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya ke sekolah. Tidak, namun dengan adanya perubahan ini, orangtua perlu untuk menata ulang kembali jadwal dan prioritas di antara waktu kerja mereka. Tentu, ini demi kebaikan si anak juga.

Orangtua akan berpikir ulang bagaimana agar si anak tetap ada dalam bimbingan dan pengawasan yang tepat jika kedua orangtua mereka berangkat bekerja? Apakah mereka akan menitipkan anak pada keluarga lainnya? Mencarikan pengasuh anak untuk menemani waktu libur di rumah? Dan seterusnya.

Pada masa libur yang tidak sama jadwalnya ini, orangtua yang baik juga tak akan membiarkan begitu saja anaknya diam, mager begitu saja menikmati masa liburannya. Tetap tidak enak jika libur sendiri tanpa kehadiran orangtua yang menemani.

Plus Minus Libur Panjang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun