Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Lansia Juga Berhak Berbahagia, Bagaimana Mewujudkannya?

26 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 26 Maret 2023   18:45 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan lansia yang bahagia (foto: via kids.grid.id)

Tangkapan layar kompas.id
Tangkapan layar kompas.id

Tentu ada banyak cerita yang disuguhkan soal lansia. Di antaranya yang terkait pada fokus tulisan ini adalah sebagai berikut.

Seorang kawan bercerita tentang kondisi kesehatan orang tuanya sebelum meninggal. Ia bercerita bahwa dulu sebelum orang tuanya masih sehat, ia sering beraktivitas. Walaupun ringan dan sederhana.

Namun, semenjak terjatuh dan kakinya sakit sehingga harus mendapat perawatan total, pergerakannya makin berkurang. Lebih banyak hari-harinya dihabiskan dengan berbaring di tempat tidur. Walaupun sebetulnya sakit yang dideritanya sudah dinyatakan sembuh secara medis.

Kondisinya makin lama menunjukkan penurunan daya tahan fisik. Kakinya yang semula bisa diluruskan, lantas makin menekuk. Jika diluruskan kembali, ia merasa kesakitan. Dan begitulah, tulang kakinya seperti mengikuti kebiasaan. Sulit untuk digerak-gerakkan kembali seperti semula.

Alhasil, keseharian yang dulu masih rajin berjalan-jalan atau sekadar melakukan aktivitas ringan seperti menyapu, sudah tak bisa lagi dilakukannya.  Di atas tempat tidur itulah hari-hari dilalui.

***

Senada dengan itu, kawan yang lain juga bercerita bahwa kondisi orang tuanya kini juga mengalami penurunan kekuatan fisik. Padahal dulunya rajin. Setiap hari mampu untuk berjalan kaki untuk mengikuti doa pagi yang jaraknya sekitar 1 km lebih sekali tempuh.

Lama-lama karena merasa malas untuk berkegiatan lagi (minta diantar jemput), saban hari lebih banyak dibuatnya berbaring. Hingga suatu ketika bertemu dengan tetangga. Ia mengatakan, "Bu, kalau Anda cuma tiduran terus. Lama-lama tulangnya mengkerut, lho."

Sontak, seperti disadarkan. Dia merasa ketakutan, apalagi jika harus menjalani terapi di RS. Obrolan ringan mampu membuatnya bangkit lagi. Mau lagi bergerak, minimal berjalan kaki mondar-mandir di sekitar jalan rumah. Melatih kembali kekuatan fisik kakinya.

Tetap Ceria di Usia Senja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun