Berbagi, Cara untuk Bersyukur
Hari ini tanggal 11 Desember, jadi dua pekan lagi peringatan dan perayaan Natal datang lagi di tahun ini. Melandainya kasus Covid-19 tentu makin disyukuri. Gereja bisa mengadakan pertemuan tatap muka (PTM) kembali. Ibadah hibrid (online dan offline) bisa berlangsung. Tetap dengan standar "protokol kesehatan" yang telah dijalankan.
Latihan-latihan untuk menyambut kegiatan Natal masih terus berjalan. Pun demikian dengan kegiatan "Berbagi Kasih" kepada warga yang perlu dibantu secara ekonomi. Tak lupa juga andil dalam kegiatan kemanusiaan "Peduli erupsi Semeru".
Kepedulian, empati, membangun rasa solidaritas kepada sesama. Begitulah esensi Natal  yang tetap bergelora dalam jiwa walau masa pandemi belumlah usai.
Secara pribadi, saya banyak belajar dari generasi sepuh, para orang tua. Biarpun secara fisik dan usia sudah menjadi kian terbatas, namun tak menghalangi niat tulus untuk tetap mendukung kegiatan bersifat sosial.
"Sudahlah, jangan menghalangi kemauan saya. Sudah dua tahun pandemi ini berlangsung. Biarkan saya ikut menyumbangkan apa yang bisa saya lakukan untuk saudara lainnya."
"Walaupun saya sudah tak bisa hadir secara fisik karena faktor usia dan kesehatan jasmani, tapi biarlah saya tetap bisa membantu, memberikan persembahan kepada Tuhan, melalui kegiatan gereja."
Begitulah kira-kira kalimat yang bisa dibahasakan ulang lewat pesan tersirat dari satu dua warga di balik aksi pengumpulan dan pembagian 'sumbangan/tali asih'.
Bukan besaran yang bisa diberikan atau dirupakan. Namun kesungguhan, niat suci, dan ketulusan hati. Wujud syukur atas pemeliharaan dan penyertaan Tuhan dalam hari-hari pemberian-Nya.
Selamat berbagi kasih, membangun kepedulian dan menjalani hidup dengan rasa syukur. Semangat menyambut datangnya Natal buat saudara/i umat kristiani...
Salam damai buat semuanya....