Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RIP Prof JE Sahetapy: Sang Penjaga Nurani Hukum

21 September 2021   18:45 Diperbarui: 21 September 2021   18:54 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: via Tribunnews.com

Di luar bidang akademisnya, Pak JES termasuk orang yang religius. Konon, teras rumahnya kerap juga menjadi tempat Zondag-School  (Sunday School, Sekolah Minggu; pengajaran iman Kristen untuk anak-anak). Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Institut Alkitab Tiranus, Bandung, pada 1993.

Selain di Unair, jabatan lain yang diemban Pak JES adalah menjadi Rektor Universitas Kristen Petra, Surabaya (1966-1969). Sementara di kancah politik, menjadi anggora DPR pada periode 1999-2004.

Saya memang tak terlalu dekat dengan beliau. Hanya sekali ikut pertemuan tatap muka dalam kegiatan formal di kampus. Itupun pada saat seremoni emiritasinya sebagai guru besar atau dosen di almamaternya.

Salah satu kata-kata yang juga menjadi judul makalahnya yang hingga kini masih teringat adalah, “Apakah dengan mengatakan kebenaran, aku menjadi musuhmu?

Sama seperti tulisan-tulisan pada karya bukunya, atau lewat ungkapan kata yang bisa disaksikan lewat televisi atau dalam forum yang lain. Ia tak hanya mengajarkan soal teori dan praktik hukum, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Namun yang terlebih penting adalah mengajarkan bagaimana agar nurani tetap bekerja dan jangan mati.

Siapapun yang bergerak di bidang hukum, perlu untuk memiliki integritas dan moralitas yang baik. Jangan pernah mempermainkan hukum. “Belilah kebenaran, dan jangan menjualnya.” Kutipan yang juga sering dikemukakan oleh pria yang disertasinya mengangkat tema Ancaman Pidana Mati Terhadap Pembunuhan Berencana.

Memiliki usia hingga 89 tahun (1932-2021) adalah anugerah yang luar biasa. Pak JES meninggalkan seorang istri dan 4 putri. 

Ibarat olahragawan, ia telah mengakhiri pertandingan dengan baik.  Banyak karya tulis (buku cetak dan makalah) yang diterbitkan, yang akan menjadi warisan abadi.

Potongan kutipan dari buku Runtuhnya Etik Hukum
Potongan kutipan dari buku Runtuhnya Etik Hukum

Selamat berpulang dalam keabadian. Semangat dan integrasimu, biarlah kelak terwariskan oleh para anak bangsa yang ingin melihat Indonesia punya hukum yang benar-benar berwibawa...

21 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun