Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Asyiknya Bisa Datang ke Sekolah Lagi, Murid dan Orangtua Tak Stres Kelamaan

20 September 2021   17:00 Diperbarui: 22 September 2021   03:53 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (Foto: ANTARA/Maulana Surya)

Jika si anak bisa belajar mandiri, mengikuti PJJ dengan baik, orangtua tak terlalu cemas. Namun jika kemudian orangtua juga dituntut untuk bisa mengikuti alur proses belajar mengajar (PBM) anak, sewaktu-waktu orangtua bisa menjadi kehilangan kesabaran. Ia bisa saja melakukan kekerasan verbal atau fisik sebagai pelampiasan karena kejengkelannya.

Sekolah Lagi

Pembukaan kelas tatap muka, bagaimanapun juga tetap akan dilaksanakan. Masa pandemi Covid-19 tak tahu sampai kapan berakhirnya. Namanya virus, ia akan tetap ada. Jadi tak mungkin selamanya mengandalkan PJJ.

Ada ketakutan tertular, itu wajar. Tapi memperpanjang terus, juga bukan solusi ideal. Tentu saja untuk menerima "kebiasaan baru" ke depan ini, menerapkan protokol kesehatan yang baik dan konsisten, tak bisa dihindari.

Semoga saja, pandemi ini bisa segera berlalu. Mau tak mau diterima kalau ia memang akan menjadi penyakit endemi. Seperti wabah virus flu yang mematikan di era 1918-1920, yang kini juga jadi penyakit biasa. Cepat atau lambat, kita akan berdamai dengan dengan beragam varian yang ada.

Rasanya lebih senang melihat anak-anak bisa bersenda gurau dengan pakaian seragam sekolahnya. Melihat mereka bersemangat belajar bersama kembali di sekolahnya. 

Demikian juga dengan orangtua yang bisa merasa lebih lega. Beban psikologis karena tak harus setiap hari beradu mulut dengan si anak supaya bisa belajar dengan baik. 

Namun bukan berarti, penyerahan anak di sekolah ini menjadikan peran orangtua sebagai guru sejati di rumah (keluarga) menjadi tergantikan. Semua tetap kembali kepada porsi masing-masing. Pendidikan di sekolah dan di rumah, sama-sama pentingnya.

20 September 2021

Hendra Setiawan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun