Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Permainan Awan

24 Juni 2021   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2021   17:41 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awan putih dan hitam berkumpul di langit biru (foto: dok. pribadi)

Hari-hari ini cuaca mempermainkanku
Sebentar cerah, sebentar mendung
Sebentar panas, sebentar hujan
Lukisan langit tak bisa diprediksi secara tepat

Tanah kering tetumbuhan sengaja tak kusiram
Menanti sang hujan, tapi hujan tak jadi kunjung datang
Hanya rintik-rintik belaka membasahi dedaunan
Tak cukup membasahi tanah bagian bawah

Aku jadi tak sabar untuk memberikan kesegaran pada tetumbuhan yang ada
Tanahnya sudah terlihat kering betul, dedaunannya sudah mulai melayu
Tanda bahwa ia memang dehidrasi dan membutuhkan asupan air
Aku takut mereka akhirnya mati hanya gegara terlambat membasahinya

Apa dayaku
Alam berkehendak lain
Kecukupan air yang semula kuberikan
Ditambahkannya lagi saat kuterlelap

Ah, aku jadi benar-benar bingung dengan ini semua
Tanda alam bisa berubah demkian cepat
Sama ya, seperti sifat dan hati manusia
Tak bisa diduga dan dinyana

Awan hari ini, cumulus dan stratus
Kulihat datang berkumpul pada satu titik
Awan putih, awan gelap, bersatu di langit yang biru
Saling berarak, beradu mana yang lebih kuat

Apakah nanti malam kutanyakan saja
Pada sang dewi malam yang akan bersinggasana
Pada langit di terang purnama
"Besok apakah hujan atau panas lagi?"

Anomali cuaca yang terjadi ini
Yang aku tahu bisa jadi  sebuah pertanda
Siap sedialah menghadapi musim pancaroba
Perkuat imun agar tubuh tetap tegar dan sehat

 

24 Juni 2021

Hendra Setiawan

*) Selanjutnya:   "Pesona Sang Rembulan"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun