Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Virus Mematikan Bernama Hoaks

16 Maret 2021   20:20 Diperbarui: 16 Maret 2021   20:34 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Dampak Negatif

Hoaks jelas berakibat negatif. Jelasnya, adalah bisa merugikan waktu dan dana dengan percuma. Secara sadar atau tidak, itu yang terjadi.

Secara matematis, perhitungan ini menurut situs cmsconnect.com, membaca kabar hoaks bagi perusahaan, kerugian yang bisa dikeluarkan minimal mencapai Rp 10 juta per tahun. Sementara buat individu bisa mencapai Rp 200 ribu per tahun.

Perhitungan ini bisa terjadi bila setiap individu/pekerja menghabiskan waktu 10 detik perhari untuk membaca email atau pesan hoaks. Wah, lumayan juga...

 

Modus Hoaks

Hoaks yang disebarkan ke pengguna media sosial bisa juga karena motif ekonomi. Misalnya pembukaan lowongan CPNS (sekarang istilahnya berganti ASN: Aparatur Sipil Negara) besar-besaran dalam skala nasional. Siapa yang tak tergiur? Apalagi membandingkan sekarang nilai gaji dan tunjangan ASN begitu mengagumkan.

Perlu dan penting diwaspadai adalah hoaks yang sifatnya bisa memicu kepanikan massal. Pihak yang dijadikan sasaran terkadang hanya bisa bersifat reaktif. Tak bisa proaktif, walaupun sebenarnya sudah diberikan penjelasan yang benar.

Jadi misalnya, ada isu "A", maka dijawab dengan isu "Lawan A". Muncul isu "B", dibalas lagi dengan "Lawan B". Begitu seterusnya.

Hoaks Sebagai Alat 

Pada tulisan sebelumnya, (Petaka 13) adalah contoh peristiwa kecil gegara hoaks yang berimbas pada gejolak di belahan negara lain. Isu agama dan etnis, memang gampang dimainkan. Termasuk juga di Indonesia. Kerusuhan massal kerapkali juga terjadi dan sering juga terulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun