Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kristen dan Nasrani, Diksi yang Ambigu

22 November 2020   17:00 Diperbarui: 22 November 2020   17:08 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ichthus, simbol yang digunakan oleh orang Kristen perdana (gambar dari ufologov.net)

Baiklah, sebelum mambahas inti tulisan, kita persamakan dulu pengertian dari judul ini. Teorinya seperti ini di bawah ini. Semoga paham, soalnya kata-katanya beranak pinak, hehe...

"Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan, sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). 

Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya." 

Jadi, tujuan diksi adalah agar penulis dan pembaca sama-sama punya frame, kacamata, tujuan  yang sama. Bukan sebaliknya, yang dikehendaki penulis adalah A, yang ditangkap pembaca adalah B. Waduh, gak nyambung, guys...

Sedangkan kata "ambigu" bermakna lebih dari satu, multi-arti. Oleh karenanya, ia kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya. Bisa multitafsir, arti ganda bermakna ganda.

Diksi Ambigu. Mau Ke Mana?

Berita ini ramai dimuat di medol (media online) sejak Rabu, 18/11/2020 lalu. Intinya, ada mantan artis cilik yang dulunya laki-laki, kini bertransformasi menjadi feminim. Dia adalah Dena Rachman.

Tangkapan layar pemberitaan (dok. pribadi)
Tangkapan layar pemberitaan (dok. pribadi)
Tentu medol yang beragam mengangkat topik pemberitaan sesuai dengan gaya dan polanya masing-masing. Tentu saja, tak terlepas dari unsur subjektif penulisnya sendiri. Ia hendak menyajikan sisi mana dari tulisannya itu.

Ada yang mengisahkan perjalanan spiritualnya, sosoknya kini sebagai perempuan yang cantik dilihat secara fisik, atau topik yang yang lainnya. Tapi karena muaranya sama, jadi ya yang dibahas, ya itu-itu saja. Hanya beda kata-kata dan pembahasaan.

Tulisan ini tidak membahas masalah psikologi atau gender, tapi lebih ke pemilihan kata terkait dengan nama keyakinan atau agama.

Penting? Ya, supaya jangan ada "ambigu" di antara kita, hahaha... Diksi yang berbeda, tentu berbeda makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun