Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sugiharto, Petral Bermanfaat bagi Indonesia, Jangan Dibubarkan

7 Juni 2015   02:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudirman Said: Pembubaran Petral Terhenti di Istana, di Meja Presiden

Menteri ESDM Sudirman Said dan Faisal Basri begitu heroik, ramai diberitakan akan membubarkan PETRAL,  anak perusahaan Pertamina di Singapura, yang tugasnya melakukan pembelian minyak di pasar luar negeri -terutama Singapura-, dengan alasan pembelian akan lebih efisien bila dilakukan sendiri oleh Pertamina, sekaligus memberantas mafia migas.

Faisal Basri juga diberitakan sudah melaporkan soal Petral dan (mungkin) mafia migas ke Bareskrim Polri. "Jadi hari ini Pak Faisal tidak kita periksa sebagai saksi. Tapi dia hanya menjelaskan laporan akhir soal Petral," kata Direktur Pidana Khusus Bareskrim Brigjen Victor Simandjuntak, Kamis 21/5 (Beritasatu). Mudah-mudahan Bareskrim mau juga bertanya pada orang yang tahu betul apa yang disebut Petral, yaitu Dr Sugiharto, mantan Komisaris Utama Pertamina, agar Indonesia tak makin terpuruk akibat aksi yang terlihat dari luar seperti heroik.

Sebelum diberitakan membubarkan Petral, Menteri ESDM juga ramai digunjingkan karena menuduh mantan Presiden SBY menghambat pembubaran Petral ketika SBY menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sebuah pernyataan yang tentu saja dibantah SBY,  "Selama saya jadi presiden, tak pernah ada usulan pembubaran Petral, jika ada tentu akan saya tindak lanjuti," kata SBY di TV.

Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said itulah yang diangkat Karni Ilyas, Presiden ILC, menjadi topik diskusi ILC malam itu 26 Mei 2015, dengan judul 'SBY vs Sudirman Said, Apa Dosa Petral?". Pernyataan Menteri ESDM untuk membubarkan Petral tak lepas dari laporan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, yang diketuai Faisal Basri.

Ketika dipersilakan bicara oleh pak host Karni Ilyas, Dr. Sugiharto, mantan Komisaris Utama Pertamina -yang baru pensiun 6 Mei 2015-, yang juga mantan Menteri BUMN 2004-2007, benar-benar memukau hadirin, baik "lawan" maupun "kawan". Penjelasannya logis, sistematis dan tidak defensif, menjadikan Sugiharto Bintang ILC malam itu mengatasi aksi heroik  Faisal Basri, SE,MA,  mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas.

Berikut ini penjelasan Sugiharto tentang Petral, yang bila benar, akan 'menghempaskan' Menteri ESDM Sudirman Said maupun Faisal Basri.

Apakah Presiden SBY Menghambat Pembubaran Petral?

Pertama kita sepakati dulu bahwa RUPS cucu perusahaan (PES) dilakukan anak perusahaan (Petral), lalu RUPS anak perusahaan oleh BUMN (Pertamina), sedangkan RUPS BUMN oleh Menteri BUMN. Jadi terlalu jauh bila Presiden SBY ikut campur soal Petral dan PES, anak dan cucu usaha Pertamina. Urusan cukup oleh direksi Pertamina, paling jauh Menteri BUMN.

Kedua selama saya (Sugiharto) menjadi Komisaris Utama Pertamina selama lima tahun, sampai saya berhenti tangga 6 Mei 2015 tak pernah menerima atau meneruskan surat usulan pembubaran Petral ke Presiden.

Petral Menguntungkan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun