Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rabu Bagaikan Jumat

11 Maret 2016   15:57 Diperbarui: 11 Maret 2016   16:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Penuh Pada Rabu 9 Maret 2016

Rabu 9 Maret 2016 adalah hari libur nasional, Hari Nyepi umat Hindu Bali, bersamaan dengan peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) dan Gerhana Matahari Sebagian(GMS). GMT terjadi di 10 provinsi Indonesia, diantaranya Sumsel, Babel, Kalteng, Kaltim, Sulteng dan Malut. GMS dialami banyak tempat baik si utara khatulustiwa seperti Manado, Singapura, Bangkok maupun di selatan khatulistiwa termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Nusa Tenggara.

Beberapa tempat seperti Palembang, Belitung, Palu, Parigi dan Ternate ramai dikunjungi Astronom dan wisatawan dalam dan luar negeri, untuk mengamati dan merasakan gelapnya alam ketika GMT walaupun hanya 2-3 menit.

Yang tak kalah antusias atas peristiwa GMT dan GMS di Indonesia pada Rabu 9 Maret 2016 adalah umat Islam. Di Jakarta dan sekitarnya marak himbauan dari pengurus masjid mengajak masyarakat melaksanakan shalat sunat Gerhana Matahari berjamaah.

Warga masyarakat yang beragama Islam menyambut himbauan shalat sunat Gerhana Matahari berjamaah, termasuk Wakil Presiden Yusuf Kalla diberitakan ikut shalat gerhana di sebuah lokasi pengamatan di Parigi Sulawesi Tengah.

Di sebuah lokasi di perbatasan Depok dan Jakarta Timur, saya takjub melihat masjid penuh jamaah seperti hari Jumat atau Idul Fitri atau Idul Adha. Warga masyarakat Muslim tampaknya tak mau melewatkan shalat sunat gerhana, yang menurut ulama termasuk sunat muakad, sunat yang sangat dianjurkan.

[caption caption="Menjelang Shalat Sunat Gerhana Matahari berjamaah di masjid Al Muttaqin Cimanggis, Depok"][/caption]

Mudah-mudahan Ahlaq Bangsa Kita Makin Baik

Apakah antusiasme warga melaksanakan shalat gerhana berkorelasi dengan makin baiknya ahlaq bangsa Indonesia? Tentu butuh penelitian yang terpercaya jika kita ingin mengukurnya.

Namun secara relatif dibanding saat Gerhana Matahari Total 11 Juni 1983 di Yogya dan lokasi arah ke Timur -di Jakarta sendiri saat itu cuma kebagian Gerhana Matahari Sebagian- gaung berita dan antusiasme warga Muslim menyambut GMT dan GMS dengan shalat gerhana berjamaah, jelas pada peristiwa Gerhana Matahari tahun ini lebih memasyarakat. Tolok ukurnya penuhnya masjid oleh jamaah.

Pada sebuah talk show TVOne Jumat pagi 11 Maret 2016, ustadz Bachtiar Nasir, seorang narasumber, berpendapat : "Masalah yang kita hadapi di Indonesia adalah ahlaq. Ahlaq remaja bertutur di Twitter, ahlaq berpolitik, ahlaq mencari nafkah yang seharusnya memperhatikan halal haram, ahlaq berperilaku kalau laki2 berperilakulah sebagai laki2, perempuan berperilakulah sebagai perempuan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun