Mohon tunggu...
Hendi Kusuma
Hendi Kusuma Mohon Tunggu... Relawan - Penulis

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Relawan 8 Satria Dukung Agus Sutomo sebagai Capres 2024

14 April 2022   16:58 Diperbarui: 14 April 2022   17:01 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Assalamualaikum,  Salam Sejahtera,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan.

Mengamati, mencermati dan melihat situasi perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara pada 10 tahun terakhir ini, kami relawan 8 Satria khawatir Bangsa Indonesia akan menghadapi "KRISIS MULTIDIMENSI" yang dapat merusak tatanan sosial, ekonomi dan politik karena salah tata kelola negara yang dilakukan rezim pemerintah sekarang.
 

Krisis multidimensi yang kami maksud yaitu Krisis ekonomi, politik,  pertahanan, pangan,  energi,  dan KKN.

1. Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi terjadi jika pemerintah terus menambah hutang yang kurang bermanfaat untuk rakyat dan negara, berdasarkan data Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah berada di angka Rp 7.014,58 triliun per akhir Februari 2022 (sumber tempo.co). Tentunya hutang sebesar ini akan jadi beban bagi APBN dan rakyat,  bayangkan saja,  beban pembayaran hutang pinjaman pokok dan bunga bisa mencapai 1/3 dari nilai APBN.  

Dengan beban hutang sebesar itu kemungkinan terjadi pengurangan subsidi dan program yang sesuai tujuan negara, padahal salah satu fungsi dari APBN memompa pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Kedua,  tata kelola hutang yang tidak tepat sasaran dengan membangun infrastrukur secara masif dan kurang bermanfaat bagi pendapatan negara dan rakyat.  Misalnya pembangunan kereta api cepat Jakarta - Bandung yang kini mangkrak,  Bandara Kertajati,  beberapa pembangunan jalan tol yang akhirnya dijual ke pihak swasta dengan harga murah, dll.

Ketiga, Kementerian keuangan terus menerbitkan SBN/ Surat Utang Negara (SUN)  dengan bermacam seri untuk menambal defisit APBN,  celakanya BUMN terus dipaksa untuk membeli obligasi SBN/SUN sehingga hutang pemerintah pada BUMN sangat besar.  Bahkan BUMN akan kesulitan likuiditas operasional jika pemerintah terlambat membayar hutang pinjaman pokok dan bunga sehingga menghambat kinerja perusahaan plat merah dan berakibat merugi.

Keempat hutang dalam bentuk mata uang asing juga perlu diwaspadai,  krisis monoter tahun 1998 bisa jadi pelajaran berharga bagi pemerintah dimana kurs 1 dolar saat itu Rp 2.500 tiba-tiba melonjak hingga Rp 20.000, seketika itu hutang juga bertambah.

Gejala dari krisis ekonomi mulai dirasakan masyarakat dimana daya beli semakin rendah sedangkan harga-harga kebutuhan seperti sembako, bensin, minyak goreng, dll, mengalami kenaikan serta kelangkaan.
 

2. Krisis Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun