Mohon tunggu...
Hendi
Hendi Mohon Tunggu... Programmer - Web development
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Information Technology

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengubah Limbah Kelapa Sawit Menjadi Energi Listrik

21 Januari 2022   11:15 Diperbarui: 21 Januari 2022   11:55 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pengolahan minyak kelapa sawit menghasilkan limbah cair kelapa sawit atau yang dikenal dengan POME . Selama ini Limbah POME tidak dapat dibuang langsung ke sungai karena dianggap mencemari lingkungan karena dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut di dalam air. Tak jarang  limbah POME ini dimanfaatkan oleh para praktisi perkebunan kelapa sawit untuk menghasilkan energi listrik. Tak tanggung tanggung, energi listrik yang mampu dihasilkan dari limbah POME ini berkisar 1000kW -- 3000 kW tergantung dari kapasitas pengolahan pabrik.

Upaya pemanfaatan limbah POME menjadi energi senada dengan upaya pemerintah yang terus mendukung pengembangan energi alternatif . Hal ini membuat beberapa perusahaan kelapa sawit menilai pembangunan PLTBg sebagai investasi yang menggiurkan sebab bernilai ekonomis tinggi. Seperti salah satunya proyek PLTBg yang telah didukung oleh PT. Petra Nusa Elshada sebagai supplier geomembrane, pipa HDPE, dan geosintetik (dikutip dari halaman situs remsinya) lain di daerah Kalimantan Barat.

Menggunakan teknologi cover lagoon dengan menggunakan geomembrane menjadikan biaya konstruksi digester lebih murah dibandingkan dengan sistem tanki/CSTR. Selain itu, sistem pengolahan dengan cover lagoon juga lebih mudah dioperasikan dibandingkan sistem CSTR.

"Alhamdullilah dari kapasitas pengolahan pabrik 60 ton /jam mampu menghasilkan energi listrik 2 x 1  MW, listrik ini akan diperuntukkan untuk operasional pabrik sehingga mampu menekan biaya produksi" ucap Ahmad Romadhoni selaku client dari Petra Nusa Elshada

Soal waktu konstruksi, dibutuhkan 8 bulan membangun sistem biogas ini, waktu konstruksi ini tergolong cukup singkat untuk proyek konstruksi seperti PLTBg (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas) sehingga listrik dapat langsung dimanfaatkan oleh pabrik kelapa sawit.

"Berawal dari ketertarikan dalam dunia geosintetik, akhirnya kami ikut mengambil peran dalam pemanfaatan geosintetik dalam sektor energi. Telah ada puluhan sistem biogas yang dibangun di berbagai lokasi pabrik sawit  di Indonesia. Kini kami telah memiliki professional expert di bidang sipil, mekanikal, elektrikal untuk mensupport proyek PLTBg ini"

Ia berharap  agar masyarakat terkait ataupun para pegiat industri sawit bisa turut serta dalam mendukung pengembangan PLTBg sebagai bentuk efisiensi pabrik dan upaya mendukung program "waste to energy"di Indonesia.

" Mudah-mudahan, tekonologi PLTBg dinilai sebagai suatu investasi yang bernilai ekonomis tinggi bagi para pegiat industri agrikultur," jelas Ahmad.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun