Mohon tunggu...
Hemma Fauziah
Hemma Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Akatsuki~

When you have the ability and opportunity to do what you absolutely love, you will obviously do it.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luruh Daun Seperti Perpisahan

28 November 2020   13:29 Diperbarui: 28 November 2020   13:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku menilainya secara objektif dari sudut pandang sesama wanita."

Ah, sial! Konsentrasiku benar-benar pecah mendengar perkataan Sera. Gadis itu bukannya mendinginkan bara yang tengah menggelora, malah menyiram minyak. Sama sekali tidak pengertian.

"Kenapa diam? Maaf kalau aku terlalu blak-blakan dengan kasus Lisa. Namun, siapa tahu kalau pria itu hanya sahabatnya. Di dunia ini, semua hal bisa saja terjadi. Jadi, perkataanku barusan jangan diambil hati, ya."

***

Tiga hari setelah melihat Lisa dan berbicara dengan Sera, aku merasa susah tidur. Malam terasa semakin panjang, apalagi kenangan tentang Lisa seperti lembaran kolase foto yang dibuat video dan diputar secara berulang.

Di malam keempat, pukul tujuh tiga puluh, aku memutuskan menelepon Lisa. Memastikan apakah pria sore itu adalah kekasihnya. Sayang seribu sayang, sepertinya nomorku diblokir. Seperti rencana sebelumnya, jika nomor tidak bisa dihubungi, aku akan pergi ke rumahnya dan bertanya secara langsung.

Tiga puluh menit mengendarai mobil, aku sampai di depan rumah bergaya minimalis milik Lisa. Tampak di garasinya, terparkir mobil berwarna merah yang tak pernah kulihat selama aku berkunjung di rumah ini.

Usai pintu kuketuk, seorang gadis dengan pakaian tidur tampak berdiri di ambang pintu. Dia terlihat terkejut dengan kedatanganku. Sementara di sofa, keluarganya sedang asik bercengkerama. Salah seorang di sana, adalah pria berkacamata yang kulihat sore itu.

Aku tidak mau menaruh curiga dulu, sebelum Lisa menjelaskan segalanya. Ini memang sudah di luar urusanku, tapi karena masih ada cinta untuk Lisa, aku berhak mendapatkan jawaban.

"Aku mau bicara." Kutarik saja tangan Lisa, lalu mengajaknya ke halaman rumah.

"Siapa pria di sebelah ayahmu? Sejak berkunjung kemari, aku belum pernah melihatnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun