Mohon tunggu...
Hemarida Nabilah Putri
Hemarida Nabilah Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Relasi Gender: Pentingnya Intensitas Bertemu sebagai Strategi Mempertahankan sebuah Hubungan Percintaan

21 Oktober 2021   15:44 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Hemarida Nabilah Putri

(Mahasiswi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Secara umum, gender dapat diartikan sebagai pembedaan peran laki-laki dan perempuan berdasarkan jenis kelaminnya. Setiap individu baik laki-laki maupun perempuan tentunya sudah mempunyai karakteristik atau ciri khas masing-masing dalam dirinya. 

Memahami konsep mengenai makna gender, terdapat 2 batasan dalam gender yaitu kodrati dan non kodrati. Kodrati yaitu sesuatu yang tidak bisa dirubah. 

Misalnya: perempuan diciptakan untuk mengandung bayi, melahirkan. Dalam hal ini, sesuatu yang bersifat kodrati bagi perempuan sudah pasti tidak bisa dipertukarkan dengan lelaki, begitupun sebaliknya. 

Sedangkan non kodrati memiliki makna bahwa gander dapat dipertukarkan sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti pekerjaan, pada era saat ini tidak sedikit perempuan yang bekerja dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Hal tersebut sebenarnya diperbolehkan saja karena gender juga dapat bersifat dinamis menyesuaikan dengan berkembangnya zaman.

Di antara laki-laki dan perempuan pastinya memiliki pembedaan peran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun tetap saja pasti ada interaksi dan juga relasi yang terbangun antar laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh, relasi tersebut dapat terlihat dalam hubungan keluarga, karena sudah dapat dipastikan bahwa keluarga tidak hanya terdiri dari laki-laki saja, melainkan ada perempuan juga. Dalam keluarga juga pasti terdapat tanggung jawab masing-masing yang sudah ditentukan sesuai dengan porsinya.

Selain keluarga, relasi gender juga dapat terlihat pada hubungan pertemanan. Selama kita di lingkungan sekolah dan di lingkungan rumah, pastinya kita mengenal berbagai macam individu dengan karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, relasi gender dapat diartikan sebagai hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan yang terbentuk oleh faktor sosial dan budaya dalam melakukan segala aktivitas.

Membahas mengenai relasi gender, tentu kita sebagai pemuda yang pernah mengalami masa remaja pasti pernah merasakan jatuh cinta. Sudah tidak asing lagi bukan jika membahas tentang cinta? Namun, jika ditanya apa itu cinta? 

Pasti kita semua memiliki makna cinta yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan pengalaman yang sebelumnya sudah pernah dirasakan. Entah pengalaman yang membahagiakan atau justru menyakitkan. Terlepas dari bahagia atau menyakitkan, sejatinya keberhasilan cinta terlihat dengan bertemunya dua insan yang saling mengagumi, menyayangi, dan mencintai sampai pada akhirnya menjalin sebuah hubungan percintaan.

Kerap kali, sebagai individu yang hidup di zaman millennial ini pasti pernah merasakan cinta. Tidak hanya cinta kepada pasangan, tetapi juga kepada keluarga, teman, kerabat, dan lain sebagainya. Pada umumnya, seseorang akan mengekspresikan cinta melalui perkataan yang kemudian bermetamorfosa menjadi sebuah tindakan. Sebagai contoh, ketika ada seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta berkata ''Wah, gadis itu cantik sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun