Restu dari permaisuri dunia-akhirat (istri yang sah). Mendengar dan membaca judul itu, penulis merasa ada sesuatu yang misterius. Dinamainya misterius itu adalah ada pesan moral yang baik atau buruk.Â
Sebagai contoh, waktu menjalankan kuliah strata dua. Penulis kuliah saja, tanpa beban. Namun, apa yang dilakukan oleh penulis terus belajar dan mengajar di hari Senin sampai Jumat. Pada hari Jum'at sampai Ahad  kuliah, hari Jum'at ba'da (setelah) masuk kuliah sampai Ahad.Â
Mulai dari 2006-2010, mulai tentang 2006 sampai 2008 terjadi gundah (kegelisahan yang mendalam). Karena, setelah belajar dikampus sambil membuat proposal tesis. Ada saja, hambatan dan tantangan. Diantaranya, dosen yang tidak sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tidak sesuai dengan penulis. Hingga penulis merasa frustasi dan malas untuk menulis proposal tesis.Â
Tapi penulis, pantang menyerah untuk menuntaskan proposal tesis. Pada akhirnya, penulis merenung. "Apa yang membuat setiap penulis berusaha sampai dua tahun belum berhasil (hampir droup-out dari kampus)". Namun, pihak kampus yang dikenal kampus ujung impian asa(harapan).Â
Pihak kampus, memberikan kesempatan kepada penulis untuk terus bersemangat menyelesaikan proposal tesis.
Sambil merenung dan mencoba berbagai cara, dari meminta saran dari orang tua dan teman sejawat.
Pada saat penulis merasa kebingungan, sampai datang suara adzan Jum'at dari masjid dekat kampus. Penulis, mendengar dengan seksama dan penuh antusias dari Khotib Jum'at. Disana, berisi pesan moral untuk selalu berusaha untuk meningkatkan kebaikan kepada siapapun dan berada dimanapun. Terutama pada niatnya dan restu (izin) dari diri sendiri, orang tua dan keluarga (istri yang sah).Â
Pada saat ini, penulis berpikir ini yang menjadi penyebab utama. Kenapa ada saja, masalah dalam pembuatan test. Setelah dari masjid dekat kampus, langsung penulis menelepon istri tercinta.
Dengan suara yang meminta maaf dan restu izin dari istri, agar bisa lancar segala urusannya.Â
Mulai dari sini, penulis merasa ada perubahan luar biasa. Dari sini penulis, selalu menghadiri setiap sidang tesis untuk mendapatkan informasi dan inspirasi dari peserta ujian tesis.
Pada saat, menunggu sidang tesis dari teman-teman yang mau sidang, penulis duduk termenung dan bingung. Dari tempat duduk penulis, ada salah seorang Bapak Ustadz yang energik, menyapa dan menengur. Assalamualaikum.wr.wb.