Oh Bahan bakar, oh bahan bakar. Kenapa penulis, selalu berkata oh bahan bakar?
Bahan bakar untuk kendaraan roda dua,tiga bisa menggunakan solar, pertalite dll. Ada juga, memakai bahan bakar dengan air, listrik, gas.Â
Disini saya mengingatkan kembali, seberapa ketergantungan terhadap bahan bakar solar, pertalite dll. Apa tidak dengan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Sebagai contoh dengan menggunakan becak, sepeda, andong dll.Â
Atau dengan berjalan kaki menuju tempat tinggal, sekolah, kantor.
Bisa aja nih penulis ngomong seperti ini. Apakah sudah dilakukan, apa belum?. Berjalan kaki, menuju ke tempat tinggal, sekolah dan kantor. Penulis hanya bisa menuliskan, apa yang dilihat disekitarnya.
Memang betul, di sini kampung saya masih banyak kendaraan roda dua dan empat menggunakan solar, pertalite dll.
Ada juga memakai alat transportasi umum, misalnya kereta api, busway.
Yang belum pernah dilirik oleh pengusaha adalah potensi yang ada di Indonesia, itu sumber daya alam yang melimpah batu bara, mineral, uranium dll. Yang menjadi penyebab, kenapa saya merasakan begini saja dalam moda transportasi.
Pake motor diisi bahan bakar Pertamax, karena lama ngantri untuk ngisi pertalite dan solar, apalagi sekarang pake aplikasi my pertamina. Apakah memudahkan, murah, dan tepat sasaran untuk orang kecil seperti saya. Yang penghasilan habis untuk bayar sekolah anak, listrik dan utang.
Bagaimana dengan kebijakan pemerintah, selama ini?