Mohon tunggu...
Helmy Kurniawan
Helmy Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Produktivitas Pelajar Indonesia Selama Masa Pandemi Covid-19

30 Desember 2020   18:35 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:53 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coronavirus disease (COVID-19) telah menjadi tragedi sepanjang tahun 2020. Berbagai kasus bermunculan diikuti dengan angka kasus positif yang tiap hari kian meningkat. Kasus Covid-19 yan terjadi di Indonesia juga meningkat pesat dengan total kematian sebanyak 16.945 jiwa (Nasional, 2020). Merujuk pada Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020, maka system pembelajaran dilakukan secara online.

UNESCO mengemukakan bahwa pandemi covid-19  telah mengancam 577 juta pelajar di dunia. UNESCO menyebut, ada 39 negara yang menutup sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh sebanyak 421.388.462 orang. Jumlah pelajar yang yang berresiko terpapar Covid-19 sebanyak 577.305.660. Sedangkan jumlah pelajar pendidikan tinggi sebanyak 86.034.287 orang. Saat ini di Indonesia, hamper semua satuan Pendidikan dan beberapa perusahaan melakukan pekerjaan dan belajar dari rumah. Sehingga istilah Work From Home saat ini populer di masyarakat (Tri Suci Rokhani, 2020). 

Kebijakan ini menuai pro dan kontra dikalangan pekerja dan pelajar. Kebijakan Work From Home bagi sebagian orang belum bisa dan bahkan tidak bisa dilakukan, apalagi dari segi kesiapan tiap - tiap individu, belum tentu semua orang siap dengan sistem ini. Apalagi ditambah tidak semua pekerjaan dapat dilakukan dirumah, seringgnya miskomunikasi, dan gangguan kerja. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Sehingga dapat dikatakan WHF tak hanya memberikan keuntungan dalam hal terhindar dari virus covid-19 namun mungkin juga dapat memberikan kerugian pada aspek yang lain. 

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi pengaruh pembelajaran daring terhadap produktivitas pelajar selama masa pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan dengan studi literature dari penelitian-penelitian terdahulu dan sumber-sumber terkait. Sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi terkait kelebihan dan kekurangan WFH kaitannya dengan produktivitas pelajar serta memberikan arahan dan rekomendasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Sistem pembelajaran dari rumah atau Study From Home memiliki segudang masalah dan kendala. Mulai dari kendala infrastuktur, geografis, pengetahuan tentang teknologi hingga masalah ekonomi. Dengan kendala -- kendala yang ada, maka sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat produktifitas pelajar. Dengan makalah ini, harapannya penulis dapat menganalisis pengaruh belajar di rumah terhadap tingkat produktifitas pelajar saat menjalani pembelajaran dengan metode Study From Home yang diterapkan oleh Pemerintah semenjak Maret hingga makalah ini ditulis (Awal Desember).

Harapannya dengan adanya makalah ini, pembaca bisa mendapat ilmu pengetahuan dan sebagai acuan, sehingga dapat mengambil langkah -- langkah yang lebih tepat agar pembelajaran jarak jauh bisa berjalan lebih efektif dan tidak mengurangi tingkat produktifitas pelajar. 

Gambar 1. Persepsi public terhadap kesuksesan pembelajaran daring

Dari data di atas, bisa kita lihat bahwa persepsi publik pada twitter menunjukkan bahwa 62% publik meragukan kesuksesan pembelajaran daring, 37% berpandangan positif pada system pembelajaran daring dan 1 % berpendapat netral, Ini berasal dari 12.889 statement.(SDGs - Drone Emprit Academic.). Hal ini disebabkan oleh hambatan -- hambatan yang muncul pada saat melakukan pembelajaran dengan metode daring. Terdapat 4 hambatan pembelajaran daring yang sedikit banyak mempengaruhi produktivitas (Syah, 2020), antara lain :

  1. Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Tenaga pengajar  dan Pelajar

  2. Infrastruktur yang Kurang Memadai

  3. Akses Internet tidak merata

  4. Kurangnya anggaran

Pelajar dengan keterbatasan -- keterbatasan tersebut cenderung kurang produktif dan tidak kreatif dibandingkan dengan pembelajaran luring. Tetapi bagi siswa yang tidak mengalami kendala kendala tersebut cenderung lebih produktif. Pembelajaran daring juga mempengaruhi sistem penilaian pada siswa maupun mahasiswa, dengan metode daring terjadinya kesalahan pengukuran penilaian pelajar semakin besar (Syah, 2020). Dengan begitu pelajar tidak dapat mengevaluasi diri dengan baik dikarenakan system pengukuran penilaian yang kurang efektif. Hal ini akan mempengaruhi tingkat produktivitas dan kreativitas dikarenakan pelajar tidak tahu secara pasti hal -- hal apa saja yang perlu diperbaiki. 

Selain itu ada juga hambatan secara psikologis yaitu stress. Kekhawatiran terhadap penularan Covid-19, kesulitan memahami materi perkuliahan daring, keterbatasan aktivitas dan kebosanan selama work from home menjadi stressor yang menimbulkan stress bagi pelajar selama pandemi Covid-19 (Shadiqi et al., 2020). Stres yang timbul bervariasi, mulai dari stress ringan, sedang dan berat. Biasanya pelajar membuka sosial media untuk menghilangkan stress tetapi hal itu juga memiliki efek negative yaitu social media fatigue. 

Kelebihan informasi telah terbukti dapat menyebabkan sosial media fatigue hal ini dikarenakan membebani kondisi kognisi individu. Hal ini dapat menyebabkan seorang individu tidak focus dan mudah kehilangan konsentrasi pada saat mengerjakan sesuatu. Hal ini memberi dampak negatif lainnya yaitu menurunnya tingkat produktivitas dan menurunnya peforma belajar individu. Artinya, pelajar  yang belajar di rumah selama wabah COVID-19 tidak dapat memberikan peforma yang maksimal serta penurunan produktivitas(Shadiqi et al., 2020).

Hambatan tidak hanya berasal dari siswa melainkan bisa juga berasal dari tenaga pengajar. Banyak dari tenaga pengajar yang gagap teknologi sehingga terkendala pada saat pembelajaran daring. Ketidakmampuan ini menyebabkan metode pengajaran kurang efektif serta tidak produktif. Pada akhirnya implementasi pembelajaran daring terasa membingungkan bagi pelajar. Kebanyakan dari tenaga pengajar melakukan penumpukan konsep serta informasi secara terus menerus berupa materi tanpa memberikan suatu penjelasan yang bermanfaat (Argaheni, 2020). 

Setiap pihak memilik peranan yang berbeda dalam menangani penurunan tingkat produktivitas pelajar saat pandemi. Adapun hal hal yang harus dilakukan tiap -- tiap pihak, antara lain 

  1. Pelajar

Mulai beradaptasi dengan cara belajar baru yaitu dengan metode daring hal ini bisa dimulai dengan tidak mengeluh, mulai belajar mandiri dan mulai belajar tentang teknologi informasi serta membangun semangat pada diri sendiri. Sehingga tiap individu dapat mendapatkan ilmu dan tingkat produktivitas secara maksimal dari suatu bidang ilmu yang dipelajari.

  1. Tenaga Pengajar

Langkah belajar harus dilakukan seefisien mungkin  Menemukan metode dan media yang paling cocok digunakan untuk belajar daring, hal ini harus di dasari oleh karakteristik pelajar itu sendiri. Belajar mengimplementasikan penggumaan teknologi informasi pada media pengajaran. Menggunakan Whatsapp Group dan sesekali menggunakan media video conference adalah media yang mudah dilakukan (Eko Yulianto et al., 2020). Tenaga pengajar harusnya tidak hanya memberikan tugas tugas atau hanya sekedar materi tanpa menjelaskan apapun. Tenaga Pengajar juga memiliki tanggung jawab untuk mencontoh model pembelajaran ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (Syah, 2020).

  1. Orang Tua

Orang tua sebagai pendidik kedua setelah tenaga pengajar harusnya mampu membimbing, mengarahkan serta memotivasi anaknya. Agar pelajar tersebut mampu mendapatkan hasil yang maksimal selama pembelajaran daring.

  1. Sekolah/Universitas

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus siaga memberi fasilitas terhadap perubahan apapun yang secara langsung ataupun tidak langsung berhubungan terhadap pendidikan pelajarnya. Pendidikan moral harus kuat dan harus berjalan beriringan dengan pendidikan teknologi. Program pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah harus disampaikan kepada pelajar dengan cara apapun, konteksnya disini adalah pembelajaran daring. 

  1. Pemerintah 

Peran pemerintah adalah untuk mengatur alokasi anggaran yang sudah ada pada Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan(Syah, 2020). Serta tindakan jangka Panjang yang harus diambil adalah pemerataan infrasturktur jaringan komunikasi serta mengurangi kesenjangan sosial sehingga seluruh masyarakat Indonesia mampu menggunakan Internet sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan. 

Apabila hal -- hal tersebut dilakukan oleh tiap -- tiap pihak, harapannya akan terbentuk suatu system pembelajaran yang ideal dan memperbesar tingkat produktivitas pelajar maupun tenaga pengajar.

Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pembelajaran daring bagi produktivitas pelajar, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu serta sumberdaya sehingga hal tersebut tidak dapat dilakukan pada makalah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun