Mohon tunggu...
Rivaldo WilhelmusGili
Rivaldo WilhelmusGili Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswwa

baru memulai nulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sepercik Pengalaman: Dibangunkan dari Tidur

21 Mei 2022   18:35 Diperbarui: 21 Mei 2022   18:37 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Umumnya semua orang tidak suka bangun terlambat. Sebab bila terlambat, acara harian akan berantakan. Oleh karena itu, banyak orang berusaha untuk menggunakan berbagai cara agar dapat bangun tepat waktu. Ketika terlalu lama terlelap tidur, kehadiran orang yang membangunkan menjadi penyelamat hidup sesorang.

Saya ingin menjadi imam Katolik dan saat ini saya sedang mengikuti program pembinaan calon imam Katolik. Program pembinaan calon imam Katolik mengambil model hidup komunitas, yang artinya saya harus tinggal bersama orang lain. Bisa dibilang ini pesantrennya orang Katolik.

Disini kami semua melakukan aktivitas sesuai jadwal yang sudah ditentukan, mulai dari bangun pagi hingga mau tidur malam. Percaya atau tidak, jika kami telat mengikuti suatu aktivitas, berdoa bersama contohnya, kami harus minta maaf di depan pembina dan teman-teman yang lain. Bukan cuma itu kami juga harus menerima hukuman, dan biasanya cabut rumput menjadi hukuman andalan yang diberikan. Dibawah teriknya matahari siang, disaat teman-teman yang lain tertidur, mencabut rumput seorang diri adalah hal yang menjengkelkan. Namun inilah cara para pembina membentuk diri kami menjadi orang yang bertanggungjawab.

Saya sendiri sedang berjuang untuk disiplin waktu, tetapi apa daya kalau tidur saya terlalu nyaman, alias susah bangun. Untungnya dalam hidup komunitas ada teman yang "berbaik hati" yang mau membangunkan saya dengan menggedor-gedor pintu kamar saya dengan sekuat tenaga atau memerciki air di muka saya hingga yang terparah menarik kaki kaya sehingga rasanya seperti mau jatuh. Meskipun begitu saya berusaha melihat bahwa dibalik cara mereka membangunkan saya, mereka sebenarnya peduli dengan saya. mereka tidak ingin melihat saya dihukum. Saya sangat bersyukur memiliki teman yang hidup tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Dalam hidup komunitas, semangat "membangunkan sesama" itu penting. Membangunkan  adalah usaha untuk membuat bangun orang-orang yang telah terlelap dalam tidur. Perlu disadari bahwa banyak orang sudah terlalu lama terlelap dalam kebiasaan buruk. Kehadiran sesama haruslah saling  membangun satu sama lain.

Pada dasarnya, semua orang tidak hanya dipanggil untuk selamat seorang sendiri.  Ini sesuai dengan panggilan dari para kaum religius Gereja Katolik, yaitu mereka yang ingin membaktikan hidup mereka kepada Tuhan dan sesama. Setiap kaum religius mempunyai tanggung jawab terhadap keselamatan bersama. Apalagi dalam hal ini saya dan teman-teman saya termasuk di dalamnya. Kami semua memiliki tujuan yang sama yaitu ingin menjadi seorang imam, sudah seharusnya kami berjalan bersama, toh tujuannya kan sama. Dari pengalaman ini saya belajar untuk melihat orientasi hidup tidak hanya untuk diri saya sendiri tetapi untuk orang lain juga. Saya akan berusaha untuk membangunkan sesama saya yang tertidur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun