Mohon tunggu...
Shinta Septiananda
Shinta Septiananda Mohon Tunggu... Novelis - Sarjana Kesehatan Masyarakat

Anastasya Cornelia Shinta Septiananda, merupakan salah satu penulis dan juga konten kreator kelahiran Jakarta 07 September 1996. Penyuka nasi goreng pinggir jalan, matchalatte, makanan jepang, pecinta hewan reptile juga penikmat alam, petrikor, senja dan benda-benda langit di malam hari. Yang berangkat dari penulis wattpad pada tahun 2018 hingga terus mengembangkan kemampuannya dalam menulis cerita dengan mengikuti berbagai lomba tingkat nasional dan masuk ke dalam kategori penulis terbaik versi Ruang Kreasi dan Rindu Nulis, bahkan dirinya telah menerbitkan salah satu karyanya yaitu Catatan Tentang Dia ke dalam versi cetak di bawah penerbit Guepedia. Meskipun bergelar Sarjana Kesehatan Masyarakat, ia tidak ingin berhenti dan membatasi dirinya untuk berkespresi, mengeksplorasi dan juga mewujudkan impian masa kecilnya. Salah satunya adalah menjadi seorang penulis. Ia juga banyak mengoleksi buku-buku untuk menambah wawasan serta mencari banyak referensi yang dapat dijadikan sebagai inspirasi. Seperti karya-karya dari penulis terkenal; Mary Shelley, JK. Rowling, Stephen Mayor, Meg Cabot, Rhonda Byrne dll.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lady Amullete

4 Januari 2023   13:30 Diperbarui: 2 April 2023   12:48 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

12 Desember 1786 

Lonceng pintu bergemerincing disebuah toko hewan langka yang Albert masuki. Kegemaran uniknya yang juga bisa menghasilkan pemasukan fantastis ini tentunya tidak disukai oleh beberapa anggota kerajaan, kecuali nenek angkatnya sang Ratu Elizabeth II. Neneknya—sang ratu adalah orang yang sangat bijak tentunya, itulah mengapa dirinya diangkat sebagai penguasa dinegeri ini. 

"My Lord" ucap pemilik toko seraya membungkuk hormat mengetahui kedatangannya, tentu saja sedikit membuat Albert terkejut "Sudah lama anda tidak kemari" ucap pria paruh baya dengan rambut putih keriting sebahunya. Albert mengerutkan keningnya "Bagaimana kau tau bahwa ini aku?" Tanya Albert mencoba menguji pendengarannya beberapa menit yang lalu. "Tentu saja saya tahu bahwa ini anda Count Albert Walthon Moscovitz" mempersilahkan Albert mengikuti dirinya menjelajahi koleksi miliknya. Albert tertawa "Baiklah kau memang sangat mengenalku Mr. Buckhman"

"Tentu saja saya sangat mengenal anda My Lord. Anda mencuri satu helai bulu eagle langka milik saya bersama Sir. Nicholas Duvall" Tutur Mr. Buckhman. Albert menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Kau tahu kan anak-anak seperti apa? Astagaaa bahkan kau lebih dulu melewati masa itu Mr. Buckhman" Gemerincing lonceng memutuskan pembicaraan dua teman lama. Seorang pria dengan baju seragam khas prajurit Inggris berwarna sekelam malam menandakan kedudukannya dimata sosial. 

"Ah, Mr. Buckhman bagaimana kau masih se-sehat ini?" Pria paruh baya yang bisa diperkirakan tujuh tahun diatas usia Albert, tersenyum menawan saat menyapa Mr. Buckhman. "Ini sebuah pujian atau sebuah pertanda bahwa seharusnya aku sudah tidak berdaya lagi, Mr. Channing?" Keduanya tertawa dengan lelucon membosankan bagi Albert.

Untuk kesekian kalinya lonceng pintu Mr. Buckhman berbunyi. "My Lady" suara Mr. Buckhman, membuat Albert menoleh dan demi dewa jantungnya seakan telah jatuh seperti apel yang telah matang. "Ah, My dear boleh permisi sebentar? Aku ingin mengambil pesananku dari Mr. Buckhman" bisik Kolonel Channing pada Sang Lady dengan diakhiri kecupan dibelakang telinga tunangannya. Hal itu pun tak luput dari pandangan Albert. 

Amulette tersenyum tipis tahu bahawa yang tunangannya katakan mengenai ‘Pesanan’ adalah kulit hewan untuk koleksi baju hangatnya atau bahkan tanduk rusa yang telah diawetkan. Hal itu membuat Amulette semakin ragu atas pilihannya menikahi sang Kolonel. Amulette mengalihkan pandangan saat Mr. Buckhman menghilang bersama tunangannya menuju salah satu ruangan. Tertegun saat ia menangkap basah seseorang sedang memperhatikannya secara serius dan terang-terangan. Amulette membungkuk hormat dan tersenyum manis "Sir, maaf apa saya mengganggu anda?"

Albert terpaku melihat gerak gemulai serta senyum dari bibir ranum berwarna peach segar milik Amulette, bak buah peach berembun di pagi hari "Al.. Thomas, namaku Thomas Elford My Lady" lagi ia harus menyamarkan identitasnya agar tak terlalu mencolok dihadapan seorang wanita yang kecantikannya bagai Aphrodite.

Bukannya ia tidak mau terang-terangan memberitahukan akan statusnya sebagai anggota kerajaan, ia hanya harus memastikan semuanya. Albert tidak ingin menikah dengan wanita yang hanya tau cara menghabiskan kepingan emasnya atau bahkan brangkas kerajaan dan bank kerajaan milik keluarganya. Ia ingin menemukan belahan jiwanya seperti Hades menemukan Persephone, yang mampu menerima bahkan mencintai keburukannya dan mampu melihat sisi baik dari dirinya.

"Senang bisa mengenal anda Sir. Thomas" lagi Amulette tersenyum entah sudah berapa kali dirinya tersenyum pada seorang pria yang jelas sekali bukan tunangannya. Oh Jesus, terkutuklah ia yang tidak setia pada tunangannya. Albert melangkah memberikan lengannya pada Amulette "Ada pameran karya seni lukis dipusat kota, apa anda keberatan My Lady?" Ungkap Albert.

Sebut saja ini langkah pertama untuk mengenali seseorang, Albert bukan tipe pria yang suka memberi kepastian pada para wanita diluar sana saat berkencan. Jika ia sudah menjatuhkan pilihan, ia akan mengikatnya secara hukum. Melihat lengan kokoh dihadapannya menawarkan sesuatu yang pasti seperti kehangatan dan perlindungan. Amulette nampak menimbang tawaran pria yang baru dikenalnya, dengan ragu iya menyambut lengan kokoh Albert dengan jemari-jemari lentiknya mengait disana, sangat terasa pas dan nyaman seperti ya, memang sudah seharusnya tangannya lah yang ada disana, menggantung bebas dilengan Seseorang yang berpengaruh dinegerinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun