Mohon tunggu...
Helga Evlin Zendrato
Helga Evlin Zendrato Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Tinta

Berlarilah yang kuat, setidaknya tetap berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Saya Harus Membaca

8 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 8 Oktober 2021   08:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kata-kata tidak pernah berhenti menjadi obat bagi ketidaktahuan. Eits, sebelum jauh. Sobat sudah di halaman berapa? Atau kapan terakhir kali Sobat menimang buku? Lebih gampang lagi, baca chat? Menggelitik bukan. Zaman sekarang sudah saatnya kita yang bangun dari ranjang kemalasan menuju kemandirian dan inisiatif untuk mengisi segala rasa ingin tahu.

Ada banyak buku yang menganggur di rak-rak online atau di rak-rak fisik perpustakaan. Buku-buku itu sedang menunggu Sobat. Atau sebenarnya, Sobat yang menunggu kedatangan buku-buku tersebut untuk tinggal di dalam pemikiran Sobat. Apa kerennya membaca? Apa kerennya berdampingan dengan buku? Atau sebenarnya, lebih keren terbenam di dalam buku? Mari bercerita.

 Suatu ketika, saya dengan terpaksa menyelesaikan satu buku dengan tebal lebih dari 300 halaman. Bahasanya ringan (bukan bukunya ya) dan mudah dipahami. Ada bagian di dalam buku yang membuat saya menyulam perjalanan si tokoh dengan diri saya sendiri. Lantas, ada yang berbeda antara respons saya dengan orang yang sedang saya baca.

Setelahnya, muncul pertanyaan. Mengapa kisahnya lebih menarik dari saya? Ada momen yang kemudian membuat saya larut dan memberikan percikan percaya diri di dalam diri saya. Buku yang pertama kali saya selesaikan itu membuat saya memeluk buku-buku lain di dalam genggaman saya. Untuk Sobat yang masih belum suka membaca, saya pun dulu demikian. Namun, sekarang saya sudah menemukan kenikmatan di dalam membaca. Alasan ini yang membuat saya sulit berhenti membaca.

Membaca adalah racun bagi pembodohan. Menjadi orang yang menerima segala hal tanpa menyaring dan memahami adalah kepasrahan akan kebodohan. Pembodohan adalah terjerembab dalam masa bodoh dan tidak mau tahu, tetapi menerimanya. Dengan membaca, Sobat sedang meracuni pembodohan agar menjadi mati. Membaca itu punya kisahnya masing-masing, membentuk perspektif dan teman yang paling adil untuk membuat pertimbangan. 

Membaca tidak pernah mengekang imajinasi dan keputusan, Ia memberikan banyak petunjuk untuk menjadi pertimbangan dan bisa menjadi filsafat. Membaca adalah guru yang tidak menggurui tetapi menggembalai. Ia sahabat yang tidak memaksa atau menarik pada satu pilihan, tetapi memberikan kebebasan. Dengan membaca, Sobat akan menjumpai kemerdekaan yang tidak pernah dijajah oleh siapa pun. 

Bagi pembaca, makna membaca akan sangat variatif. Bagi saya, membaca adalah kemerdekaan. Membaca mengantarkan Sobat ke teritori pemikiran mendalam dari seseorang dan menjadi senjata untuk Anda berperang di dalam kehidupan. Saya tidak bermaksud membawa Anda pada paham dengan membaca Anda akan menerima segala hal atau Anda bisa mematahkan segala hal. Namun, membaca bisa menjadi racun bagi pembodohan. 

Keputusan final dari bacaan adalah Anda, Anda yang memutuskan untuk selalu "iya" pada bacaan atau meragukan bacaan tersebut sebelum menerimanya sebagai kebenaran. 

Membaca juga menjadi destinasi yang menyegarkan bagi kepala. Tidak harus mendatangi tempat fisik untuk meliburkan diri, membaca punya ruang sendiri untuk membuat kepala terkagum. Setiap orang punya cara pandangnya sendiri, pendapat saya sudah saya sampaikan. Semoga menjadi inspirasi buat yang ingin membaca, jika anda menunda untuk membaca. Maka, pembodohan akan menjajah Anda dalam waktu dekat. 

Selamat bertempur,

8/10/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun