Mohon tunggu...
Marianne Helga Moniaga
Marianne Helga Moniaga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Duniaku, dan Keanehanku

20 Maret 2017   15:55 Diperbarui: 1 Juni 2020   12:20 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai! Aku Natani Sierra Gunarsih, biasa dipanggil Sierra. Yah, tidak ada yang spesial dariku, hanya seorang gadis SMA biasa. Mungkin tidak sebiasa yang kamu pikirkan, tapi mari stereotipkan semuanya. Menyamakan semuanya agar tidak ada yang berbeda dan semuanya menjadi normal, atau biasa aku sebut monoton. Sulit rasanya hidup ketika orang sudah tahu siapa diri kita. Ingin rasanya hidup menjadi sebuah misteri berjalan.

Pernahkah kamu merasa ingin menjadi seseorang yang tidak diketahui? Tidak ada yang tahu apapun tentangmu kecuali dirimu dan Tuhan. Kedengaran mustahil bagiku karena aku sudah memberi tahu namaku; walaupun hanya sebatas formalitas saja. Seperti tipikal cerita dimana tokoh utamanya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Tipikal? Iya, karena konon katanya, menjadi berbeda, atau biasa disebut aneh, itu tidak baik. Muak rasanya mendengar hal tersebut. Tetapi apa dayaku, hanya orang aneh yang mencoba untuk menjadi dirinya sendiri di tengah dunia yang, dikatakan, normal.

Terkadang aku berpikir sendiri, mengapa kita hidup? Apa alasan dibalik semua teori kehidupan ini? Apa yang akan terjadi ketika bumi sudah punah? Jika surga atau neraka memang ada, apakah aku akan selamanya hidup disana nanti? Konsep dari kekekalan hidup menakutiku. Sebagai manusia biasa, aku hanya bisa berpasrah dan menjalani hidup sesuai yang kumimpikan.

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat kompleks. Manusia memiliki akal budi untuk berpikir dan menentukan jalan hidup masing-masing. Walaupun takdir tidak bisa diubah, tetapi nasib tetap di dalam tangan perseorangan. Apa yang akan terjadi di dalam hidup sulit untuk ditebak, tetapi masa depan tidak semisterius yang dikira. “Wah, seorang dukun kah kita?” Sayangnya bukan. Tidak usah berpikir ter...

“Lima menit lagi ya nak.” Ujar guruku.

Ah, mengganggu ceritaku saja.’ Kataku dalam hati.

Ruang kelas menjadi sunyi ketika ulangan berlangsung. Setelah selesai mengerjakannya, aku mengosongkan pikiranku. Terkadang juga menghilangkan kesadaranku akan lingkungan sekitar, hanya menikmati senandung lagu yang berputar di pikiranku. Terkadang juga berbicara atau bercerita dengan diri sendiri atau teman imajinerku dalam benak. Teman imajiner? Iya. Sudah kukatakan, aku aneh.

Tak, tak, tak. Hanya suara sepatuku yang mengisi sunyinya kelas. Bosan menunggu, aku pun menghibur diriku dengan memainkan pulpen di jariku. Beginilah caraku mengisi waktu kosong, apa pun akan kulakukan. Menggerakkan badan, memainkan sebuah barang, menyibukkan atau mengosongkan pikiran, dan yang paling favorit adalah tidur.

~~~

Setelah lama menunggu habisnya waktu, aku pun mengumpulkan kertas ulanganku. Rasanya bebanku sudah terangkat sebagian setelah menyelesaikan ulangannya. Walaupun masih tersisa sedikit rasa gundah di hati akan bagaimana hasilnya nanti. Berharap keberuntungan sedang datang padaku membuat nilaiku cukup untuk lulus.

Waktu istirahat adalah saat yang sangat-sangat dinantikan oleh murid-murid. Waktu untuk membeli makanan di kantin, bertemu teman dari kelas yang berbeda, bermain laptop, dan yang paling sering ditemukan, mendengarkan lagu. Jujur, aku sangat setuju dengan yang terakhir. Mendengarkan lagu membuatku tenang, fokus, dan rileks. Walaupun lagu yang kudengar bergenre pop, hip hop, atau yang sedang terkenal saat ini, Electric Dance Music (EDM). Entah mengapa musik selalu bisa membuatku tenggelam dalam duniaku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun