Mohon tunggu...
Helen Patrycia Simatupang
Helen Patrycia Simatupang Mohon Tunggu... Lainnya - Helen Patrycia

helen patrycia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Banjir dan Sampah Sisa Banjir di Bekasi

31 Oktober 2020   10:04 Diperbarui: 31 Oktober 2020   10:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bekasi terletak di Provinsi Jawa Barat, selain menjadi wilayah pemukiman, juga berkembang sebagai kota perdagangan, jasa, dan industri. Memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2. Letak geografis: 106o48'28'' -- 107o27'29'' Bujur Timur dan 6o10'6'' -- 6o30'6'' Lintang Selatan.

Kondisi Topografi Bekasi dengan kemiringan antara 0 -- 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m -- 81 m di atas permukaan air laut. Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, dan Pondok Gede memiliki ketinggian >25 m dan Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, dan Jatiasih memiliki Ketinggian 25 -- 100 m.

Di Bekasi, wilayah yang memiliki cekungan - cekungan telah berubah menjadi pemukiman atau industri yang menyebabkan sebagian besar wilayah di Bekasi banjir. Pembangunan infrasturktur sangatlah baik untuk memajukan suatu wilayah tetapi lebih baik lagi jika diimbangi dengan penanaman tanaman atau pepohonan yang dapat mengurangi banjir.

Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati memiliki ketinggian dan kemiringan yang rendah sehingga menyebabkan daerah tersebut banyak genangan terutama pada saat musim hujan.

Bekasi memiliki kerentanan terhadap banjir. Sekarang ini hampir semua pemukiman di Bekasi terkena banjir dari pemukiman menengah bawah sampai pemukiman menengah atas. Hal itu sangat berdampak pada masyarakat dan pemukiman. Banjir di Bekasi berasal dari curah hujan di Bekasi sendiri dan juga berasal dari banjir kiriman.

Namun, perlu diingat banjir bukan hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang menyebabkan sungai atau kali meluap hingga menggenangi permukiman, tetapi ini semua juga disebabkan oleh masyarakat itu sendiri dengan membuang sampah sembarangan seperti membuang sampah di saluran air, kurangnya penanaman pohon, kurangnya perawatan saluran, menggunakan sistem saluran drainase tersier, dan sebagainya.

Hal ini pasti sangat meresahkan dan merugikan masyarakat karena menggangu aktivitas. Akibat lainnya adalah masyarakat kehilangan harta benda bahkan nyawa, rusaknya fasilitas sehingga menganggu kegiatan ekonomi-sosial masyarakat, dsb

Bencana alam banjir dapat menurunkan kualitas suatu pemukiman dan dapat menyebabkan penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadilah adala ISPA. Banjir juga menyisakan sebuah sampah yang sangat banyak sehingga lingkungan menjadi tidak sehat dan kumuh. Lingkungan yang kumuh menyebabkan kurangnya estetika lingkungan tersebut dan menimbulkan penyakit.

Jumlah sampah sisa banjir sekarang sangatlah banyak dan ada di mana-mana, di jalanan perumahan atau pemukiman, di sungai, di got atau selokan, dsb. Hal ini sangatlah menganggu, tetapi tidak dapat langsung dihilangkan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah secara perlahan yaitu dengan peningkatan kapasitas sungai melalui normalisasi sungai, memperbaiki dan meningkatkan kapasitas sistem drainase, rajin membersihkan saluran air, penanaman pohon, dan tidak membuang sampah sembarangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun