Mohon tunggu...
Helen Clara Manua
Helen Clara Manua Mohon Tunggu... Mahasiswa - She/her

Pemilik profil ini adalah seorang mahasiswa Edutech yang juga sedang belajar menjadi guru seni musik. Menuangkan apa yang sudah pernah dipelajari sebelumnya kedalam tulisan. Yuk, saling bertukar opini di Kompasiana^^^

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metakognisi: Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran Musik [Bagian 1]

10 Januari 2022   13:21 Diperbarui: 10 Januari 2022   13:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penyebaran virus Covid-19 dengan bermacam variannya masih membuat kondisi di Indonesia kurang stabil. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran masih dilakukan secara bergantian antara daring dan luring, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Bagi para siswa, pembelajaran di sekolah sudah pasti terasa menyenangkan karena aktivitas yang dilakukan bersama dengan teman-temannya sehingga tidak merasa bosan. 

Bagi para guru, pembelajaran di sekolah (luring) terasa lebih efektif karena dapat menyampaikan materi secara langsung, dapat memantau perkembangan siswa dengan akurat, dan pengumpulan tugas yang lebih efektif. Dalam pembelajaran musik, akan terasa lebih efektif jika melakukan pembelajaran secara luring agar guru bisa mendemonstrasikan teknik bermusik, atau menjelaskan teori musik lebih efektif serta dapat melakukan penilaian yang tepat. 

Namun melihat situasi pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, maka besar kemungkinan baik dari pengajar maupun siswa dan orangtua akan tetap menemukan tantangan dalam menjalankan serta mendampingi proses belajar musik. Maka dari itu, pentingnya peran pengajar untuk tetap mendampingi siswa bukan hanya sekedar memberikan materi namun juga memastikan bahwa apa yang disampaikan dapat membantu meningkatkan pemahaman dan kesan pembelajaran yang bermakna untuk para siswa. 

Teori Metakognisi dalam Pembelajaran

"Berpikir tentang berpikir" atau yang dikenal dengan istilah metakognisi merupakan hal yang penting untuk keberhasilan dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individu mengatur keterampilan kognitif mereka menjadi lebih baik dan menentukan kelemahan yang bisa dibenarkan dengan membangun pengetahuan yang baru (Schraw, 1998). Dengan metakognisi, siswa akan memiliki kemampuan untuk memperhatikan, merencanakan, serta merefleksikan apa yang mereka dapatkan dalam sebuah proses pembelajaran sehingga terciptanya sikap mandiri, jujur, dan keberanian untuk mencoba. 

Menurut Flavell, ada dua komponen metakognisi, yaitu Pengetahuan Kognisi dan Regulasi Kognisi. Pengetahuan kognisi merujuk pada apa yang peserta didik ketahui tentang kognisi mereka sendiri yang terdiri atas pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional, sedang regulasi kognisi perujuk pada seperangkat aktivitas yang membantu peserta didik mengontrol proses belajar yang terdiri atas perencanaan, monitoring, dan evaluasi.

Ada tiga tahapan model aktivitas metakognisi dalam pembelajaran, yakni:

  1. Mendefinisikan tugas, untuk memunculkan persepsi tentang sifat tugas belajar dan sumber daya yang tersedia serta batasannya;
  2. Menentukan tujuan dan perencanaan, untuk memilih atau membuat tujuan dan rencana dalam menangani tugas belajar;
  3. Melakukan taktik dan strategi belajar untuk mengimplementasikan aktivitas yang dipilih di tahap dua.

Namun sebelum menjalankan tahapan model aktivitas metakognisi, pengajar perlu mengetahui keadaan internal yang dapat mempengaruhi keterampilan metakognitif, yaitu:

  1. Pengetahuan apa yang sebelumnya sudah dimiliki oleh pelajar;
  2. Pencapaian orientasi tujuan; dan
  3. Keyakinan serta penilaian tentang kompetensi.

Menurut Costa (1985) ada tiga kategori dalam pembelajaran, yaitu teaching of thinking, teaching for thinking, dan teaching about thinking dimana tiga kategori ini tidak dapat dipisahkan. Metakognisi melibatkan berpikir kreatif dan berpikir kritis, dimana kemampuan tersebut dapat memebrikan pemahaman mendalam terhadap topik yang membutuhkan proses kognitif secara efektif, kontrol terhadap proses kognitif, dan sikap.

Teori Metakognisi dalam Pembelajaran Musik

Menurut Budiningsih dalam Jamil Suprihatiningrum (2014:15) Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan dimana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep serta memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Menurut Hart Jr, keterampilan metakognisi berkembang melalui pengalaman dan dapat mempengaruhi musikalitas seseorang. Brown & Day dalam Hacker mengelompokkan metakognisi dalam 4 kemampuan, yaitu pengaturan diri, perencanaan, evaluasi dan monitoring. Pembelajaran musik adalah pembelajaran yang lebih mengutamakan praktik, namun tetap membutuhkan keterampilan berpikir kritis serta berpikir kreatif.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah, R (2019) menyatakan bahwa di sekolah umum, guru merancang pembelajaran musik dengan kegiatan praktik yang hanya berpusat pada aspek pengenalan dan pengalaman belajar memainkan alat musik tanpa memperhatikan peningkatan musikalitas dan keterampilan siswa. 

Ada pun penelitian lain yang dilakukan oleh Pusparini (2016) dengan hasil bahwa peran guru musik sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator serta fasilitator mendapatkan skor sedang, dan penelitian oleh Fitriani (2015) menyatakan bahwa peran guru dalam pembelajaran musik belum bisa membuat siswa memiliki kemandirian dan kreativitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan musik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Padahal peran guru sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam mengikuti pembelajaran musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun