Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menjalankan Hobi Tak Semudah yang Terlihat

28 April 2021   17:51 Diperbarui: 4 Mei 2021   15:45 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resep makanan | Source:elements.envanto.com

Menurut petunjuk, pai apel dipanggang selama 1 jam. Setelah matang, pie apel didinginkan selama 1 jam sebelum dipotong untuk dimakan. Jadi kalau dihitung-hitung total waktu memasak pai apel sampai siap disantap lebih dari 3 jam. Pantas pai apel harganya mahal.

Mencium wangi pai apel yang keluar dari oven membuat saya optimis. Sepertinya kali ini masakan saya berhasil. Dan memang saat pai apel matang, dibalik tampilannya yang acak kadut, rasanya benar-benar lezat. Lumayanlah dibandingkan pengalaman saya membuat roti dan bolu pisang yang sudah mencoba beberapa kali tetap gagal. Ha ha ha.

Saat teman saya membagikan foto tanaman kangkung, bayam, seledri, daun bawang dan pakcoy hasil kebunnya, dia menanyakan apakah saya mau mencoba berkebun. Dia senang hati akan membagikan bibit tanaman yang dia punya.

Saya pun menjawab tidak mau mencoba. Bukan apa-apa. Saya punya pengalaman yang kurang menyenangkan dengan tanam menanam. Sebelum pandemi, saya membeli kaktus di tukang bunga. Saya senang dengan kaktus mini yang bagian kepalanya bulat-bulat dengan warna pink, merah dan jingga.

Ada lagi kaktus yang bunganya lucu. Sayapun membeli kaktus yang dalam 1 pot, terdapat beberapa jenis kaktus. Saya mengikuti petunjuk bapak tukang bunga cara merawat kaktus. Saya sampai membeli penyemprot tanaman untuk memastikan saya tidak menyiram kaktus berlebihan. Dan seminggu 2 kali dibawa keluar agar mendapat cahaya matahari. Hasilnya dalam 1 bulan, kaktus saya mati.

Masih belum kapok, saya membeli lagi kaktus di tukang bunga. Saya cerita juga ke bapak tukang bunga kaktus yang saya beli bulan lalu mati. Lalu saya diajari lagi cara merawat kaktus. Saya ikutilah lagi petunjuk tukang bunga. Hasilnya mati lagi. Tiga kali saya mencoba menanam kaktus, tiga kali juga kaktus saya mati. Akhirnya saya menyerah.

Saat saya cerita tentang kaktus saya yang mati ke bapak saya yang kebetulan memang hobi tanam menanam, beliau tertawa. Kok bisa sih tanam kaktus mati? Menurut beliau dan banyak orang, menanam kaktus itu relatif mudah. Bukan seperti anggrek yang membutuhkan ketelatenan. Habis gimana lagi, saya sudah mengikuti petunjuk, tetap kaktusnya mati. Kayaknya memang saya kurang bertangan dingin. He he he.

Ada lagi teman yang mengajak saya mencoba merajut. Dia menunjukkan kaus kaki, kardigan dan syal yang dia rajut. Dia juga menunjukkan buku-buku merajut buatan Jepang dengan pola-pola yang lucu. Nah, saya belum pernah merajut sebelumnya. Tapi pernah mencoba sulaman kristik dulu saat baru lulus kuliah. Saat itu, sambil mencari-cari pekerjaan, saya mengisi waktu luang membuat sulaman kristik atas ajakan teman. Dia sudah berhasil membuat 1 sulaman dan hasilnya memang bagus. Sayapun diajak ke pasar baru Bandung membeli semua perlengkapan, dari medium untuk menyulam, benang, jarum, dan buku pola yang dijual dalam satu paket.

Hari pertama menyulam memang menyenangkan. Apalagi setelah melihat hasil sulaman yang sudah membentuk gambar tertentu. Hari kedua masih semangat. Hari ketiga saya mulai bosan. Saya ternyata bukan tipe orang yang bisa tahan duduk berlama-lama. Satu hal lagi, saya lebih senang melakukan sesuatu yang lebih kreatif. Sementara kalau menyulam, pola sudah tertentu dan harus diikuti. Mungkin kalau orang yang jam terbangnya tinggi, sudah mampu membuat sendiri tanpa pola. Akhirnya saya menyerah. Hari keempat, saya memberikan perlengkapan sulam ke teman saya. Saya sudah tak tertarik. Untungnya, teman saya melanjutkan sulaman saya dan hasilnya bagus. Dasar saya yang gak sabaran.

Karena pengalaman saya yang merasa bosan dengan sulaman kristik, saya dengan jujur bilang ke teman yang mengajak saya merajut, saya tidak tertarik. Saya pikir nanti jatuhnya sama saja seperti menyulam kristik, saya akan bosan duduk berlama-lama mengikuti pola.

Nah, dari pengalaman ini saya belajar jangan hanya mengikuti hobi karena hasil pekerjaan orang lain terlihat bagus. Karena untuk menjalani hobi, perlu ada usaha dan juga mungkin uang yang harus dikeluarkan. Belum lagi waktu. Butuh komitmen untuk menyelesaikan dan menghasilkan sesuatu. Untuk saya pribadi, kalau gak benar-benar niat, mending beli jadinya aja deh. Sayang, daripada beli bahan mahal-mahal, gagal pula. He he he

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun