Mohon tunggu...
Cerpen

Berpegangkan 400 Ribu, Berkuliah dan menyisiri Kampung Orang

22 Januari 2019   22:53 Diperbarui: 23 Januari 2019   22:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebut saja saya Helen seorang mahasiswa disalah satu kampus dikota medan. Hidup apa adanya bukan sebuah pilihan namun sebuah keadaan yang memaksa ku untuk seperti ini.  
Mengingat  pada saat memutuskan Kuliah dulu adalah sebuah keadaan yang hanya bermodal niat dan keberanian melihat keadaan keluarga saya kurang mampu untuk melanjut ke jenjang pendidikam selanjutnya.

Singkat cerita kenapa bisa kuliah? Yah... saya mencari-cari kampus dimana ada beasiswanya. Dan saya menemukam kampus saya sekarang ini.

Walaupun hanya potongan uang kuliah 50% tapi tetap bersyukur karena bisa saya pastikan tidak semua orang berkesempatan seperti saya ini.
Untuk menutupi uang kuliah 50% nya lagi dan kebutuhan sehari-hari, kakak saya atau anak ke dua yang paling sulung berkomitmen untuk membantu saya walaupun ia sudah berstatus berkeluarga tapi Tuhan selalu baik masih memberikan kasih kakak yang masih melekat pada dirinya.

Dan begitulah rodanya, hari berganti minggu, bulan berganti tahun dan bisa dipastikan kakak saya tetap memberikan uang jajan atau kebutuhan hidup saya selama 1 bulan sebesar 4 ratus ribu diluar uang kosan karena saya membayar uang kosan pertahun dengan mengontrak rumah ramai-ramai dengan teman sehingga memimimkan harga untuk per-orang.

Yang saya dapatkan adalah kasih Tuhan itu luar biasa.
Saya paham sekali bahwa burung diudara Ia pelihara apa lagi kita makhluk ciptaannya yang paling mulia. Ia memampukanku melewati lorong hidup yang begitu kejam.      

Melihat teman yang bebas untuk membeli apa saja, seperti membayangkan bahwa masa depan yang punya materi itu sudah terjamin namun saat kusadari aku terlalu bodoh untuk menganggap uang segalanya.
Saat memandang keatas
Aku lupa juga untuk memperhatikan orang yang lebih bawah dari keadaan saya.
Sekarang ku mulai belajar, bahwa inilah rencana Tuhan yang ingin digenapinya kepadaku.
Bisa tidak helen berjuang dengan keadaan seperti ini. Mampu tidak saya seperti ini.
Pertanyaan itu seolah-olah menjadi motivasi kuat untuk ku.
Aku percaya, be humble and always figthing semua akan terlewati.

Semua bisa digapai, tinggal bagaimana usaha kita.
Orang biasa pasti melakukan hal biasa dan sebaliknya mereka yang luar biasa akan melakukan hal yang luar biasa pula. Selalu bersyukur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun