Mohon tunggu...
Heldy Yuana
Heldy Yuana Mohon Tunggu... Guru - To find a best to the best

Pengajar SIT Ibnu Hajar Balikpapan, Peneliti Centre for Religious and Cultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Centre for Islamic and Occidental Studies (CIOS) UNIDA Gontor, Ponorogo, Asean Youth Leader Association (AYLA) Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Heldy Yuana "Delegates of Indonesia International Youth on Countering Terorrism 2016"

4 Juni 2017   00:47 Diperbarui: 4 Juni 2017   01:08 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung DPR/MPR Jakarta (Dokumentasi Pribadi)

Jakarta, Heldy yuana supriyadi terpilih sebagai delegasi Indonesia dengan kegiatan International Youth Conference on Countering Terorism 2016 yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dengan tulisan paper bertema “Developing the potential of student to the fullest with education service quality” dengan hasil seleksi dengan berbagai negara. Diselenggarakan 13-16 Maret 2016 di Merlyyn Park Jakarta, berhasil mendapat undangan dari penyelenggara Heldy dapat mengikuti konferensi tersebut. Dengan pembahasan Terorisme. di akhir-akhir ini merebak di dunia sangat besar dan dengan upaya mengajak pemuda-pemudi dalam ikut berperan menyikapi penanggulangan terorisme diselenggarakan dengan upaya pencegahan terorisme di dunia International kegiatan ini diadakan oleh Muhammadiyah Student Association Central Board,Acara pembuka dibuka oleh Drs.H. Djarot Saiful Hidayat M.Si selaku wakil gubernur DKI Jakarta dilaksanakan di aula gubernur DKI Jakarta, kegiatan ini dibuka secara resmi diikuti delegasi pemuda 52 negara dan diiringi tarian budaya DKI Jakarta. Esok hari delegPak Zulkifli Hasan sebagai Keynote Speaker mengapresiasi  terselenggaranya kegiatan International Youth Conference yang menghadirkan 52 Negara. Esok hari pemuda delegasi menghadiri kegiatan di MPR/DPR

Selaku pembicara Ketua MPR  Zukifli Hasan juga mengharapkan forum konferensi tersebut bisa menjadi forum untuk menyampaikan posisi Indonesia sebagai Negara yang toleran, damai, demokratis, dan tidak ada tempat untuk radikalisme dan terorisme. Jika ada yang bilang Indonesia negara intoleran, tempat teroris, bantah itu semua. Tidak ada tempat bagi terorisme dan radikalisme. Karena kita sudah memiliki konstitusi dan itulah cara kita berdemokrasi. Tidak ada tempat di republik ini untuk radikalisme.” Kata Zukifli Hasan

Zukifli Hasan juga menyampaikan betapa pentingnya 4 pilar MPR yang menjadi falsafah atau dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila ialah dasar ideologi negara. Sementara UUD sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan bhineka Tunggal Ika sebagai semoyan negara. Pancasila apabila diterjemahkan dalam satu kalimat adalah kasih sayang. Diterjemahkan dalam satu kalimat Pancasila adalah kasih sayang kekeluargaan, dan lebih panjangnya kasih sayang kekeluargaan musyawarah untuk mufakat. Papar Zukifli Hasan. Ketua MPR Republik Indonesia Dr.Zulkifli Hasan , SE,M.M. Badan Intelijen Negara  Komjend Pol. Dr. Saud Usman Nasution, SH,MH,Ketua PBNU 1999-2010 KH Hasyim Muzadi, Ketua PP Muhammadiyah Prof Bactiar Effendy,Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamidin,Dosen Besar HI Universitas Padjajaran Bandung Prof Yanyan Muhammad Yani, Ketua Pemuda Asia-Afrika Beni Pramula, KBRI Turki Zekeriya Akcam, KBRI Amerika Serikat Mark Clark, KBRI Australia Dr. Bradley Armstrong, Sekretaris Pemerintah Asia-Afrika Mohammad Mohiddin Mahl, Presiden OIC Indonesia Tan Taufiq Lubis.Ketika menyelesaikan simulasi dari BNPT di Bogor peserta bergegas kediaman putri bung Karno, Rachmawati Soekarno putri di Jalan Pati Padang Raya, Jakarta Selatan dengan tujuan meminta wejangan seputar penanganan terorisme global. Dan bu Rachmawati menjabat sebagai kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Bung Karno mengatakan ada tiga materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut, Pertama,Bagaimana cara melakukan deradikalisasi soal penanganan terorisme. Kedua,mencari akar masalah dari kemunculan terorisme global.

Hari kedua mengunjungi Kantor BNPT di Sentul Hambalang, Bogor kunjungan peserta disambut hangat dari Brigjen Hamidin dan pembahasan dimulai dengan beberapa perwakilan dari Tiongkok, dan Nigeria, dan kepala bidang luar negeri Ela Nofitasari dan Brigjen Hamidin, pemahasan tentang radikalisme

Sebagaimana dituturkan Hamidin jangan mudah percaya dengan berbagai konten dunia maya, periksa sumber media (profil situs/akun), teliti kebenaran kontennya dengan membandingkan dengan sumber lainnya, jika masih ragu konsultasikan kepada orang terdekat dan bisa dipercaya seperti orang tua, guru, orang lain.Ketika menyelesaikan simulasi dari BNPT di bogor peserta bergegas kediaman putri Bung Karno, Rachmawati Soekarno putri di Jalan Pati Padang Raya, Jakarta Selatan dengan tujuan meminta wejangan seputar penanganan terorisme global. Dan ibu Rachmawati menjabat sebagai kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Bung Karno mengatakan ada tiga materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut, Pertama,Bagaimana cara melakukan deradikalisasi soal penanganan terorisme. Kedua,mencari akar masalah dari kemunculan terorisme global.  

Bu Rachmawati memberi gambaran kepada masyarakat bahwa dunia terorisme itu tidak terlepas dari kepentingan ekonomi negara-negara global, kemudian bu Rachma juga menegaskan bahwa isu terorisme tidak berhubungan dengan agama tertentu. Apalagi agama Islam yang tidak pernah mengajarkan kekerasan kepada umatnya. Tidak mungkinlah agama yang begitu penu rahmat mengajarkan terorisme. Kekerasan aja tidak boleh apalagi terorisme.

Peserta International Youth Conference On Countering Terorism merasa sangat senang dengan wejangan yang diberikan pendiri Yayasan Pendidikan Bung Karno. Peserta diikuti beberapa perwakilan dari beberapa negara dari Indonesia, Australia, Tiongkok, Yordania, Malaysia, Singapura, Thailand, Filiphina, Bangladesh, Mesir, Kenya, Polandia, Uganda, Algeria, Azerbaijan, Perancis, Tanzania, Amerika Serikat, Rusia, Serbia, Republik Ceska, dan lainnya.

Konferensi ini membahas berbagai persoalan radikalisme yang sudah mewabah seluruh dunia. Selain itu juga mencari solusi penyelesaian aksi teror melalui kerjasama aktif lintas negara dalam membendung radikalisme dan terorisme. Dan hasilnya peran sangat diharapkan pemuda menjaga keamanan, perdamaian, tanpa tidak terjadi tindakan kekerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun