Mohon tunggu...
Fiksiana

Tina Titin Afiyoka

8 Juni 2018   00:00 Diperbarui: 8 Juni 2018   00:26 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

     Tina pulang kampung pas habis lebaran Haji. Hmm... kampung halaman, Tina tidak tahu bagaimana rasanya akan menginjakkan kakinya lagi di tanah kelahirannya. Ia tidak bisa membayangkan hal itu. Tanah Sumatera merupakan tanah kebanggaannya.

     Sesampainya di Lebong Tina di sambut dengan gembira oleh saudaranya serta kedua orang tuanya dan ibunya kembali pingsan karena masih tak menyangka bisa bertemu lagi dengan Tina meski selama ini ia percaya kalau Tina masih hidup dan saking bahagianya dia sampai tidak bisa melakukan apa-apa.

     Keesokannya aku coba menghubungi Tina tapi ponselnya malah tidak aktif, sempat terpikir olehku kalau Tina tidak sampai di kampungnya karena ada hal yang tidak diinginkan atau Tina belum mengaktifkan HP-nya, helaku coba berpikir positif saja.

     Tina akhirnya menghubungi aku dan luapan rasa bahagianya tak bisa ia sembunyikan lagi. Aku bisa merasakannya.

     "Ayuk..... aku sudah sampai di rumah kemarin, ini hape baru saja selesai aku cas, kamarin belum isi pulsa dan lagi di rumah sinyal agak susah." Jelas Tina dengan nada agak berteriak karena senang. Aku sendiri merasa bersyukur kepada Tuhan karena wanita itu sudah sampai di rumahnya.

     "Ya sayang... ayuk senang kamu sudah sampai dengan selamat."

     "Ayuk, Ibu mau bicara sama Ayuk." Kata Tina dan sebelum aku mengiyakan suara wanita lain masuk ke telingaku.

     "Halo... ini Helda?" suara itu terdengar arif sekali. Aku jadi membayangkan sosok orang tuaku.

     "Ya, Ayuk... ini Helda." Kami bicara menggunakan bahasa ibu kami, bahasa Rejang.

     "Ya ampun Helda.... Ayuk berterima kasih sekali dengan kamu juga sama Iwan itu. Kalau tidak karena kamu... kami belum tentu bisa bertemu lagi dengan Tina, sudah lima tahun kami kehilangan dia. Semua orang mengatakan dia sudah meninggal tapi Ayuk menyakinkan diri kalau Tina masih hidup dan ia baik-baik saja. Helda.... siapapun kamu... sudah Ayuk anggap sebagai anak sendiri. Ayuk ingin sekali bertemu langsung dengan kamu tapi kata Tina kamu ada di pulau Jawa."

     "Benar Ayuk tapi nanti kalau pulang kampung akan aku sempatkan datang ke rumah Ayuk." Kataku dan tambah bahagialah beliau mendengar penuturanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun