Terima kasih Allah
   Pertama kali mendengar suara Tina aku menjadi trenyuh apalagi ceritanya yang selama ini sering aku lihat hanya terjadi di televisi, mendengar dari cerita teman bahwa teman mereka yang mengalami hal yang sama namun kali ini aku mendengar sendiri dari orang yang mengalaminya langsung, sungguh rasanya tidak masuk akal apalagi yang mengalami kejadian itu adalah orang yang berasal dari daerahku dan pelakunya juga dari tempat yang sama. Astaghfirullah!
   Tina mengisahkan semuanya padaku di telepon lalu aku coba menenangkan dirinya karena saat ia cerita aku merasa kalau yang mengalami itu adalah adikku sendiri.
   "Kamu tenang saja Tin, aku punya teman orang yang berasal dari desa nenek kamu. Nanti aku coba tanya ke dia atau setidaknya coba meminta nomor telepon keluarga kamu agar kamu bisa menghubungi mereka." Kataku pagi itu saat menelepon Tina.
   "Ya, Ayuk... tadinya aku pikir Ayuk tinggal di Lebong dan langsung bisa datang ke rumah orang tuaku."
   "Tidak Tin, aku datang ke Jakarta sejak tahun 1994 dan sudah punya anak satu. Pokoknya aku akan menghubungi Iwan karena orang tuanya ada di kampung nenek kamu... semoga ia bisa menolong dan kamu bisa bertemu dengan kedua orang tuamu kembali."
   "Ya, Ayuk... terima kasih sebelumnya." (Ayuk adalah panggilan untuk kakak perempuan di  Lebong)
   Aku akhirnya menelepon Iwan, Iwan adalah adik kelasku waktu SMP kebetulan ia berasal dari Pelabuhan Talang Leak dan tinggal di daerah Jakarta Juga. Saat aku cerita reaksi Iwan sama waktu pertama aku mendengar kisah Tina. Aku menganjurkan ia segera menghubungi Tina.
   Iwan langsung menghubungi Tina dan Tina  menangis karena terharu tidak menyangka bisa berbicara dengan orang yang satu desa dengan neneknya.
   "Nama kamu siapa?" tanya Iwan.
   "Tina Titin Afiyoka."