Elektabilitas Agus-Sylvi dalam Pilgub DKI mengalami naik-turun. Beberapa lembaga survei mengindikasikan kenaikan elektabilitas mereka belakangan ini. Namun,hal ini perlu disorot, kenaikan elektabilitas Agus-Sylvi dibarengi dengan ditemukannya sejumlah pelanggaran kampanye oleh pasangan ini. Bawaslu mencatat setidaknya ada 15 pelanggaran yang dilakukan oleh Agus-Sylvi. Pelanggarannya meliputi Relawan yang tidak terdaftar, melibatkan anak dibawah umur, kampanye tanpa ijin, APK (alat peraga kampanye) yang tidak sesuai dengan ketentuan dan  yang paling mencengangkan adalah menggunakan mobil Paspampres SBY sebagai alat kampanye.
Lihat: Pasangan Agus-Sylvi Paling Banyak Lakukan Pelanggaran Kampanye
Pelanggaran-pelanggaran tersebut mengindikasikan cara berpolitik Agus yang tidak etis dan menyalahi aturan. Agus di data sebagai Cagub yang paling rajin melakukan pelanggaran. Bawaslu berkata akan menindak tegas pelanggaran-pelanggaran konyol agus yang lain seperti hanya melaporkan SATU titik kampanyenya kepada Bawaslu dan spanduk-spanduk bernada provokatif yang diindikasikan merupakan tanggung jawab simpatisannya.
 Lihat: Bawaslu ungkap Agus-Slyviana terbanyak lakukan pelanggaran kampanye
Agus pun kelabakan menangani permasalahan ini, pihaknya ‘baru’ bisa menjelaskan 5 dari 15 dosa politik yang dilakukannya. Agus beralasan sedang berkoordinasi dengan pihak Bawaslu mengenai hal ini. Pembelaan agus belum banyak danrinci yang dijelaskan pada publik, seperti biasa Agus selalu mencitrakan diri sebagai Cagub paling jujur dan bersih.
Lihat: Ini pembelaan Agus dan Timses disebut paling banyak langgar kampanye
Elektabilitas Agus yang semakin naik seperti yang dilansir LKPI bahkan sudah menduduki peringkat teratas perlu dikaitkan dengan bukti-bukti pelanggaran kampanye ini. Agus mencederai harmonisasi politik dan berupaya menggiring opini publik terhadap dirinya. Sudah lebih dulu terkenal dengan politik ‘pencitraan’ tampaknya SBY juga mewariskan tabiatnya ini pada putra sulungnya. Kenaikan elektabilitas agus ini Perlu dipertanyakan; apakah Agus sudah menempuh jalur konstitusional sebagai Cagub dalam masa kampanye ini?
Lihat: LKPI: Elektabilitas Ahok-Djarot Merosot, Agus-Sylviana Naik
Agus tidak bisa melepaskan dirinya dari kaitannya dengan isu SARA yang beredar sekarang, isu miring yang menerpa Ahok justru menjadi kesempatan Agus untuk memancing di air keruh. Agus yang melalui pernyataannya mendukung pengusutan hukum Ahok tampak jelas menunggangi kekuatan massa ormas tertentu  (FPI) dalam kerusuhan ini.
Opini publik yang digiring oleh Agus tidak dapat dipercaya kebenarannya, mengingat banyaknya aturan kampanye yang telah dilanggar olehnya. Elektabilitas Agus hanya akan bertahan sementara karena elektabilitas yang dimilikinya tidak berasal dari kredibilitasnya, tapi cara-cara kampanye yang tidak diperkenankan olehhukum. Pengusutan terhadap Agus harus segera dilakukan karena penggiringan opini publik yang dilakukannya sudah terlampau jauh dan berbahaya bagi keberlangsungan kedamaian dan persatuan di Jakarta.
Lihat:ElektabilitasAgus Naik, Strategi Pencitraan SBY Terbukti?