Mohon tunggu...
Hedi Purnomo
Hedi Purnomo Mohon Tunggu... Entrepreneur, Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Agus Mainkan Lagu Lama SBY

21 November 2016   11:35 Diperbarui: 21 November 2016   12:00 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebagai sebuah program sudah membuai jutaan rakyat miskin sejak 2005-2006 silam. Buaian inilah yang coba dihidupkan lagi oleh Agus Yudhoyono. Cagub DKI ini ingin sekali BLT diadakan kembali dan mengulang romantisme semu ayahnya. SBY sudah melakukan program BLT dengan harapan dan tujuan angka kemiskinan dapat berkurang

SBY menggadang-gadang BLT sebagai solusi mengatasi kemiskinan, namun apa yang terjadi? Jumlah rakyat miskin masih terus saja bertambah, BLT bukanlah jaminan bagi kemakmuran. BLT tidak akan menjadi program yang mencerdaskan bangsa, seolah-olah UUD 45 yang berbunyi “Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara Oleh Negara” diartikan begitu saja tanpa diinterpretasikan.

Interpretasi diperlukan dalam membaca pasal ini, pasal tersebut menggunakan diksi ‘dipelihara oleh negara’ bukan dalam bentuk memberikan uang tunai. Pemberian uang tunai sebagai distribusi langsung tidak layak jika disandingkan dengan bentuk pemerintahan Indonesia, yaitu demokrasi. Demokrasi tidak mengaplikasikan sistem terpusat dari hulu ke hilir dalam permasalahan dana, namun pemerintah pusat harus memberikan bantuan berupa subsidi yang sudah jelas ranah, konteks dan tujuannya.

Ranah, konteks, dan tujuan dari BLT tidak spesifik, idenya adalah memberantas kemiskinan, tapi tidak jelas aspek kemiskinan apa yang hendak diatasi dan melakukan simplifikasi seenaknya. Simplifikasinya adalah memberikan uang tunai dan rakyat miskin dapat menggunakan uang tersebut untuk perihal kesehatan, pendidikan, atau bahkan hiburan pribadi.

Dana langsung ini mengaburkan alur subsidi itu sendiri, subsidi yang harusnya sudah tertata dan jelas koridornya akan dibuat berantakan oleh distribusi dana langsung ini karena tidak jelas dana tersebut akan digunakan untuk sektor apa.

Kebobrokan sistem seperti inilah yang hendak dihidupkan kembali oleh Agus. Data BPS jelas menunjukkan angka kemiskinan masih terus bertambah bahkan semenjak BLT dicanangkan. BLT akan menciptakan kelas masyarakat yang hendak disubsidi terus-menerus dan menurunkan etos kerja yang positif dalam masyarakat.

Penuruan etos kerja positif akan berdampak langsung pada angka pengangguran. Dinas-dinas sosial dalam program-program terbarunya ternyata sudah meninggalkan pola usang BLT dan memilih menggunakan bantuan nontunai yang jelas sasaran dan tujuannya. Agus-Sylvi dengan penuh percaya diri menjadikan BLT sebagai program unggulan.

Kepercayaan diri yang berlebihan ini semakin memperlihatkan tendensi politik uang yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 1 ini. Mereka mengiming-imingi rakyat miskin dengan jumlah yang tidak masuk akal, sampai dengan 5 juta per tahun tiap keluarga miskin. Dengan pengalaman politik yang minus dan mengedepankan program gagal ini sebagai senjata utama, Agus hampir pasti akan memelihara bahkan meningkatkan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Ibu kota. Program-programnya yang menganggarkan uang yang begitu banyak sampai miliaran akan memanjakan dan memperpanjang kasus pengangguran di Ibu Kota. Uang yang sangat banyak beredar dalam masyarakat juga berpotensi meningkatkan inflasi, program BLT sangat berbahaya bagi kestabilan ekonomi nasional.

Sumber:

Cek Fakta, Rencana BLT Bagi Warga Miskin Versi Agus-Sylvi

Agus Yudhoyono Tempatkan BLT Sebagai Program Nomor Satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun